SuaraSumut.id - Perkumpulan Putra Jawa Kelahiran Sumatera (Pujakesuma) Sumut mendatangi Polrestabes Medan. Mereka melaporkan ormas FUI atas dugaan tindakan persekusi, Kamis (8/4/2021).
Laporan ini terkait ricuh yang terjadi saat pembubaran acara kuda kepang yang diwarnai adu pukul di Jalan Merpati, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumut.
"Kami laporkan persekusi yang dilakukan pihak ormas (FUI), seperti pembubaran dan kata-kata tidak etis," kata Ketua DPW Pujakesuma Sumut, Eko Supianto.
Pihaknya menyerahkan sepenuhnya proses penegakan hukum kericuhan pembubaran kuda kepang ke pihak berwajib.
Ia meminta kepada warga Jawa di Sumut untuk menahan diri, dengan tidak terpancing isu-isu yang dapat merusak kondusifitas di Sumut.
"Menjaga situasi tetap kondusif jangan terprovokasi pada hal-hal yang dapat memecah belah bangsa ini. Karena sayang bangsa kita yang besar ini terpecah belah karena tindakan intoleransi," katanya.
"Kami imbau kepada warga Jawa di Sumatera Utara untuk menahan diri proses ini sudah ditangani oleh aparat penegak hukum," sambungnya.
Eko menyayangkan tindakan oknum kepling setempat berpakaian ormas yang meludahi seorang perempuan, hingga memantik adu pukul antara masyarakat dengan ormas FUI.
"Seharusnya sebagai kepala lingkungan menjadi pamong bagi warga," ujarnya.
Baca Juga: Prostitusi Online Libatkan Bocah SD, DKI Bakal Sanksi Pengelola Apartemen
Menurut Eko, tarian jarang kepang merupakan budaya Jawa yang harus terus dilestarikan.
"Budaya itu harus tetap dilestarikan , kita lihat banyak generasi muda yang ikut tarian jarang kepang itu, kita mengupayakan milenial suka dengan budaya, dan mempertahankan budaya kita yang sudah mulai terkikis," tukasnya.
Polisi Harus Tegas
Sementara, Ketua Presidium IPW Neta S Pane mendesak polisi bersikap tegas untuk menyapu bersih semua kelompok ormas yang bisa menimbulkan konflik horizontal di masyarakat.
"Sesuai undang-undang hanya polisi yang berhak membubarkan kegiatan di masyarakat. Ormas apapun tidak berhak membubarkan acara masyarakat, dengan alasan apapun," ujarnya.
Jika ormas itu tidak senang hati dengan acara tersebut, Neta mengatakan, mereka harus segera lapor ke polisi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera