SuaraSumut.id - Pihak keluarga kecewa soal pelayanan sebuah RS di Sumut yang meyebabkan ibu dan bayi meninggal. Keluarga pasien melaporkan peristiwa itu ke polisi pada 18 Mei 2021.
"Sudah kami laporkan ke Polres Asahan. Kata mereka nanti akan segera ditindak lanjuti," kata keluarga korban, Tuan Sinaga, dilansir digtara.com--jaringan suara.com, Rabu (19/5/2021).
Ia mengaku, ada yang aneh dengan surat hanya bertuliskan 'yang menerima surat tanggal 18-05-2021' disertai dengan stempel basah beserta paraf.
"Kami pun heran kenapa suratnya hanya seperti itu. Tidak seperti surat pada biasanya," katanya.
Ia mengaku, pihak RS belum mengeluarkan surat kematian yang sudah merenggut nyawa ibu dan bayinya.
"Belum ada dikeluarkan rumah sakit surat keterangan kematian kakak saya. Seharusnya surat itu sudah ada. Alasanya komputernya lelet. Sungguh tidak masuk akal menurut saya," katanya.
Ia mendapat informasi bahwa pihak rumah sakit menyebut keluarga menyuruh korban yang sedang mengandung berjalan jongkok sejauh 5 meter selama 2 jam.
Namun, pernyataan itu ditepis keluarga. Ia menantang pihak rumah sakit untuk membuka CCTV yang terpasang di ruang UGD. Hal ini untuk membuktikan kebenarannya.
"Di situ (UGD) ada CCTV. Kalau memang ada menyuruh mendiang berjalan jongkok, ada rekaman CCTV-nya. Kalau sempat CCTV itu hilang, sudah pasti mereka menghilangkan jejak," katanya.
Baca Juga: Kumpulan Resep Makanan untuk Diet yang Gampang Dibuat
Sebelumnya, penanggungjawab RS Bunda Mulia Kisaran Binsar P Sitanggang menyebut, pelayanan yang dilakukan pihaknya terhadap pasien sudah sesuai standar prosedur operasional (SOP) dan seusai dengan Undang Undang.
Namun, pasien mengalami solusio plasenta, yaitu komplikasi kehamilan. Di mana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan.
"Pelayanan sudah sesuai SOP. Pasien masuk kira-kira pukul 23.30 WIB. Semua dalam keadaan normal, ibu itu mau melahirkan. Dilakukan observasi memantau persalinan. Tindakan medis pasien di infus," kata Binsar, Selasa (18/5/2021).
Sekitar pukul 08.00 WIB ada pembukaan dua centimeter. Pada pukul 12.00 dilakukan akselerasi. Persalinan terlihat bagus. Dalam pantuan yang dilakukan, sekitar pukul 15.00 perut pasien tegang.
"Perutnya tegang seperti papan. Diduga saat itu janin mengalami solusio plasenta. Ini kondisi gawat darurat. Maka dilakukan tindakan operasi," paparnya.
Ia menilai, apa yang dialami pasien diduga terjadi karena pasien sempat merangkak sebelum persalinan.
Berita Terkait
-
Wimar Witoelar Meninggal, Sri Mulyani; Dia Orang yang Peduli Indonesia
-
Lembur Lebih dari 55 Jam Seminggu Bikin Meninggal Lebih Cepat, Ini Buktinya
-
Dokter: Makan Junk Food Selama Sebulan Bikin 10 Tahun Lebih Cepat Meninggal
-
Soal Ibu dan Bayi Meninggal Usai Persalinan, Begini Penjelasan RS di Sumut
-
Viral Curhatan soal Pelayanan RS di Sumut, Ibu dan Bayi Meninggal
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera