SuaraSumut.id - KontraS Sumut menyoroti kasus tewasnya seorang tahanan Polsek Medan Kota bernama Aryes Prayudi Ginting.
Staff Advokasi KontraS Sumut, Ali Isnandar meminta pihak kepolisian harus melakukan penyelidikan secara profesional dan transparan terkait kasus itu.
Ia juga meminta Kapolrestabes Medan dan Kapolda Sumatera Utara, untuk menuntaskan kasus tewasnya tahanan yang diduga mengalami penyiksaan.
"Ini adalah kasus serius yang harus diatensi oleh Kapolrestabes Medan dan Kapolda Sumut, karena almarhum meninggal di dalam tahanan dengan berbagai rentetan peristiwa yang mencurigakan, sehingga akan menimbulkan dugaan bahwa korban mati karena disiksa," katanya, melansir digtara.com--jaringan suara.com, Rabu (8/9/2021).
Baca Juga: 6 Seleb Nikah Pakai Gaun Rancangan Ivan Gunawan, Milik Lesti Kejora Dikebut 3 Hari
Ia mengatakan, Aryes yang diketahui oleh keluarganya sebelum ditangkap dalam keadaan sehat, namun tiba-tiba Aryes tewas diduga di dalam tahanan dan meninggalkan bekas luka pada tubuhnya.
"Tentu semua pihak akan berfikir bahwa ada yang tidak beres di intasi kepolisian. Karena petugas keplisian bertanggungjawab penuh terhadap orang yang berada dalam tahanan," katanya.
Ali menambahkan, bahwa bukan bermaksud membangun opini negatif pada kepolisian, tetapi pada faktanya angka kasus penyiksaan yang dilakukan kepolisian di Sumut cukup tinggi.
Dirinya juga mengungkapkan di tahun 2020 lalu, pihaknya mendapat pengaduan sebanyak 13 kasus penyiksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian, angka ini jauh lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya terdapat 5 kasus.
"Ini PR besar bagi kita semua terutama kepolisian, mengingat Indonesia sudah meratifikasi Konvensi Anti Penyiksaan melalui UU No 5 Tahun 1998, maka action terhadap penentangan penyiksaan harus pula di wujudkan secara nyata," tukasnya.
Baca Juga: Suplai Listrik Pusat Data Terbesar di Indonesia, PLN Janji Beri Layanan Mantab
Berita Terkait
-
Quick Count Indikator: Bobby Nasution-Surya Unggul di Pilkada Sumut, Edy-Hasan Tertinggal Jauh
-
Sejumlah 110 TPS di Sumut akan Gelar Pemungutan Suara Susulan
-
Lawan Menantu Jokowi di Pilkada Sumut, Ibunda Edy Rahmayadi: Semoga Anak Saya Menang
-
Momen Bobby Nasution dan Kahiyang Mencoblos di TPS 15: Insya Allah Menang, Kita Sudah Doa dan Ikhtiar
-
Nyoblos Didampingi Keluarga, Edy Rahmayadi: Aku Pilih Nomor 1
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
Terkini
-
110 TPS di Sumut Gelar Pemungutan Suara Susulan Akibat Banjir
-
Edy-Hasan Keok di TPS Bobby Nasution, Ini Hasilnya
-
Hasil Pilgub Sumut 2024: Edy Rahmayadi Unggul di TPS Kediamannya
-
Tim SAR Brimob Polda Sumut Evakuasi Warga Terjebak Banjir di Medan
-
5 Warga Diduga Terlibat Politik Uang di Pilkada Banda Aceh 2024 Ditangkap