Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Senin, 15 November 2021 | 15:55 WIB
Ilustrasi sekolah. (Pixabay/Alexandra Kochi)

SuaraSumut.id - Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan membantah perihal dua siswa yang turun kelas karena orangtuanya tidak memilih suami kepala sekolah menjadi kepala desa setempat.

Ia mengatakan, kabar yang beredar tersebut tidak benar. Hal itu diketahui setelah pihak Pemerintah Kabupaten Taput melalui Kadis Pendidikan melakukan kroscek langsung kepada yang bersangkutan. 

"Tidak benar itu," kata Nikson Nababan dikonfirmasi, Senin (15/11/2021). 

Ia mengaku, ada kesalahpahaman terkait hal itu. Ia menduga ada pihak yang sengaja membuat riuh situasi di tengah masyarakat. 

Baca Juga: Berkas Rachel Vennya Sudah Diserahkan ke Kejaksaan

Dirinya mengimbau masyarakat ke depan bisa lebih bijak bila mendengarkan informasi agar tidak mudah terhasut oleh pihak tertentu. 

"Saya juga mengimbau, masyarakat tidak mudah termakan hoaks atau informasi yang belum tentu benar. Agar dicek terlebih dahulu, jangan langsung percaya. Sehingga tidak mengganggu ketentraman di masyarakat," katanya.

Sementara itu, Juniati Sihotang, Kepala Sekolah SDN 173377 Batu Arimo, Kecamatan Parmonangan, juga membantah hal itu.

"Tidak benar saya menurunkan kelas RM yang saat ini duduk di kelas VI menjadi kelas II. Apalagi anak didik saya itu sudah mau ujian akhir sekolah, dan namanya sudah masuk Dapodik dan tidak ada sangkut pautnya dengan pilkades," katanya

Dijelaskannya, RM (11) meski duduk di bangku kelas VI diketahui kurang lancar membaca dan menulis. Ditambah lagi selama pandemi tidak ada proses belajar mengajar tatap muka.

Baca Juga: KPK Tuntut Edy Rahmat Empat Tahun Penjara, JPU: Dia Jujur

Ia mengungkapkan, jika dirinya juga sering memanggil orangtua RM berkaitan dengan kendala yang dihadapi siswanya. Namun sayangnya orangtua mereka mengaku sibuk. 

"Saat berpapasan di jalan, saya sering pesan agar RM dibimbing membaca di rumah. Karena guru di sekolah sangat terbatas waktunya. Ditambah lagi hampir dua tahun pandemi tidak ada belajar tatap muka," jelasnya.

"Saya kasihan, teman sekelasnya pasti akan terganggu ketika proses belajar mengajar karena RM kurang lancar membaca. Maka dari itu sesekali saya minta RM bergabung ke kelas II. Supaya RM dilatih guru kelasnya supaya lancar membaca. Jadi RM bukan diturunkan kelasnyam Dia tetap terdaftar murid kelas VI," jelasnya.

Soal pilkades, Juniati mengakui jika suaminya Benson Tarihoran Cakades. Tetapi dengan tegas ia menyatakan tidak ikut campur apalagi melakukan ancaman. 

"Memang benar, tapi saya tidak ikut campur. apalagi mengancam dengan memindahkan anak mereka bila tidak memilih suami Saya. Itu hak setiap orang, tidak ada urusan ke proses belajar mengajar," katanya. 

"Saya hanya ingin RM bisa lancar membaca dan nanti ke SMP dia tidak malu. Apalagi tamatan dari sini banyak yang telah berhasil. Mari kita sama-sama mendidik anak kita. Tugas ini bukan hanya guru saja, tapi juga peran orang tua sangat diperlukan," tukasnya.

Kontributor : Budi warsito

Load More