SuaraSumut.id - Raut wajah kelegaan terpancar dari Iskandar, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tiba di kampung halamannya di Binjai, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (22/3/2022) malam.
Begitu turun dari bus yang membawanya dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Iskandar langsung memeluk erat istri dan anaknya untuk melepas rindu sekaligus bersyukur telah berkumpul kembali. Tangis bahagia terdengar di ruangan beranda rumah dinas Wali Kota Binjai.
Iskandar yang merupakan perwakilan dari PMI yang bekerja di Ukraina menyampaikan proses evakuasi dari lokasi perang sangatlah sulit.
"Mereka (KBRI) setiap hari selalu komunikasi (ngechat) saya tanya kabar bagaimana semua, situasinya gimana, nanya evakuasi kemungkinan bisa gak," katanya.
Iskandar terus menyampaikan kondisi di sekitar bunker pabrik plastik tempatnya bersembunyi. Bom terus berbunyi di Chernihiv, Ukraina.
"Saya kasih tahu di sekitaran lingkungan saya aja suara bom, kalau memang besar saya bilang besar, kalau memang berkurang saya bilang berkurang," ujarnya.
Suara dentuman bom tak pernah berhenti. Saat mereka mendapat informasi ada gencatan senjata, tapi ternyata di tempatnya terjebak perang terus berkecamuk.
"Dikarenakan bapak-bapak (Pemerintah Indonesia) mengusahakan evakuasi, kalau bisa suasananya agak dingin gitu, jadi ada informasi ada gencatan senjata katanya," ungkapnya.
"Ternyata di sana gak ada gencatan senjata, tetap aja gedebam-gedebum, jadi bapak itu pun gak bisa mengusahakan evakuasi karena jalannya gak aman," sambungnya.
Baca Juga: Sederet Sumber Kekayaan Putra Siregar Bos PStore, Hartanya Bejibun!
Meski di tengah situasi yang teramat sulit, Iskandar bersama PMI lain tetap bertahan.
"Prioritas yang utama memang keselamatan kami semua. Kalau dipaksakan mungkin kami gak sampai di sini," ujarnya.
Ia mengaku suatu mukjizat mereka bisa selamat dari perang mengerikan yang berkecamuk di Ukraina.
"Makanya waktu sampai 22 hari. Waktu hari terakhir itu memang seperti kebetulan, mungkin saya bilang mukzizatlah, karena informasi evakuasi hanya beberapa menit sebelum kami keluar," ujarnya.
Pihak dari Kementrian Luar Negeri menyampaikan kepadanya untuk siap-siap keluar. Sedangkan dirinya mengaku masih bingung keluar dari mana karena di tengah situasi perang.
"Tiba-tiba mobil datang, kita langsung naik, kita langsung berangkat. Alhamdulillah semuanya selamat, walaupun di jalan itu sangat sulit," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Tangis Bahagia Pecah Sambut 7 PMI Pulang dengan Selamat dari Ukraina
-
Warga Bali yang Punya Minat Tinggi Jadi PMI Jadi Sasaran Empuk Penipuan, Tak Kapok Meski Pernah Jadi Korban
-
Kasus Kapal Karam Bawa PMI di Asahan, Polisi Tetapkan Satu Tersangka
-
Kapal Pembawa 89 PMI Karam di Perairan Asahan Sumut, 2 Tewas
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
4 Sandal Gunung Pilihan untuk Mobilitas Harian
-
Parfum Wanita Semakin Wangi Saat Berkeringat, Solusi Tampil Percaya Diri Saat Aktif Seharian
-
Akses Jalan Putus, Petani Aceh Tengah Jalan Kaki Berjam-jam demi Jual Cabai
-
Ratusan Sekolah di Aceh Timur Rusak Diterjang Banjir
-
Empat Desa di Tapanuli Utara Masih Terisolir Pascabencana Banjir dan Longsor