Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 23 Maret 2022 | 09:38 WIB
Iskandar, salah seorang PMI yang selamat dari perang Rusia-Ukraina. [Suara.com/M.Aribowo]

SuaraSumut.id - Raut wajah kelegaan terpancar dari Iskandar, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tiba di kampung halamannya di Binjai, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (22/3/2022) malam.

Begitu turun dari bus yang membawanya dari Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Iskandar langsung memeluk erat istri dan anaknya untuk melepas rindu sekaligus bersyukur telah berkumpul kembali. Tangis bahagia terdengar di ruangan beranda rumah dinas Wali Kota Binjai.

Iskandar yang merupakan perwakilan dari PMI yang bekerja di Ukraina menyampaikan proses evakuasi dari lokasi perang sangatlah sulit.

"Mereka (KBRI) setiap hari selalu komunikasi (ngechat) saya tanya kabar bagaimana semua, situasinya gimana, nanya evakuasi kemungkinan bisa gak," katanya.

Baca Juga: Sederet Sumber Kekayaan Putra Siregar Bos PStore, Hartanya Bejibun!

Iskandar terus menyampaikan kondisi di sekitar bunker pabrik plastik tempatnya bersembunyi. Bom terus berbunyi di Chernihiv, Ukraina.

"Saya kasih tahu di sekitaran lingkungan saya aja suara bom, kalau memang besar saya bilang besar, kalau memang berkurang saya bilang berkurang," ujarnya.

Suara dentuman bom tak pernah berhenti. Saat mereka mendapat informasi ada gencatan senjata, tapi ternyata di tempatnya terjebak perang terus berkecamuk.

"Dikarenakan bapak-bapak (Pemerintah Indonesia) mengusahakan evakuasi, kalau bisa suasananya agak dingin gitu, jadi ada informasi ada gencatan senjata katanya," ungkapnya.

"Ternyata di sana gak ada gencatan senjata, tetap aja gedebam-gedebum, jadi bapak itu pun gak bisa mengusahakan evakuasi karena jalannya gak aman," sambungnya.

Baca Juga: Dukung Transformasi Digital Nasional, Microsoft Luncurkan Learn dan Azure Berbahasa Indonesia

Meski di tengah situasi yang teramat sulit, Iskandar bersama PMI lain tetap bertahan.

"Prioritas yang utama memang keselamatan kami semua. Kalau dipaksakan mungkin kami gak sampai di sini," ujarnya.

Ia mengaku suatu mukjizat mereka bisa selamat dari perang mengerikan yang berkecamuk di Ukraina.

"Makanya waktu sampai 22 hari. Waktu hari terakhir itu memang seperti kebetulan, mungkin saya bilang mukzizatlah, karena informasi evakuasi hanya beberapa menit sebelum kami keluar," ujarnya.

Pihak dari Kementrian Luar Negeri menyampaikan kepadanya untuk siap-siap keluar. Sedangkan dirinya mengaku masih bingung keluar dari mana karena di tengah situasi perang.

"Tiba-tiba mobil datang, kita langsung naik, kita langsung berangkat. Alhamdulillah semuanya selamat, walaupun di jalan itu sangat sulit," ungkapnya.

Pahlawan Migran

Wali Kota Binjai Amir Hamzah menyampaikan, PMI yang terjebak perang Rusia dan Ukraina ini merupakan pahlawan migran.

"Kami semenjak kejadian pecahnya perang itu, terutama dengan para ulama, pendeta terus berdoa untuk keselamatan kalian. Karena kalian adalah bahagian dari kami, kalian adalah pahlawan, pahlawan migran, penopang keluarga," katanya.

Amir menuturkan, sejak Selasa petang keluarga para PMI asal Binjai sudah ramai datang ke rumah dinas.

"Saya tahu betapa rindunya. Tadi selesai salat maghrib, keluarga ibu semua sudah kumpul di sini. Kami sudah beberapa hari menunggu, harap-harap cemas dan dua hari yang lalu (Minggu 20 Maret 2022) kami dengar informasi bahwasanya pahlawan migran tenaga kerja dari Binjai sudah diterbangkan dari Polandia," jelasnya.

Pada Selasa malam sekitar pukul 21.00 WIB, PMI asal Binjai ini akhirnya tiba di kampung halamannya.

"Hari ini doa kita semua dijabah Allah SWT sehingga kita bisa berkumpul kembali. Keluarga di rumah juga sudah menanti mungkin ibu-ibu sudah menyiapkan makanan yang dirindukan oleh saudara-saudaraku," tandasnya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More