Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 14 Juni 2022 | 16:09 WIB
Pedagang buku di Lapangan Merdeka Medan. [Suara.com/ M. Aribowo]

SuaraSumut.id - Bangunan yang ada di Lapangan Merdeka Medan harus dikosongkan paling lama 20 Juni2 2022. Hal ini sebagai langkah awal mengembalikan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan cagar budaya.

Pedagang buku menjadi salah satu yang terdampak dari rencana revitalisasi Lapangan Merdeka ini. Bagaimana nasib pedagang buku yang sudah puluhan tahun berjualan buku di titik nol Kota Medan, tersebut.

Humas Komunitas Pedagang Buku Medan, Masrun mengatakan, pihaknya siap direlokasi ke lokasi lain. Masrun mengaku, dari hasil pembicaraan dengan Pemkot Medan, para pedagang buku yang berjumlah 180 orang akan direlokasi ke lahan milik PT KAI di Jalan Hitam/Jalan HM Yamin Medan.

"Karena memang revitalisasi Lapangan Merdeka demi kemajuan Kota Medan, kami bersedia direlokasi ke Jalan Hitam," katanya.

Baca Juga: BMKG: Angin Kencang Berpotensi Terjang Lima Pulau di NTT Tiga Hari ke Depan

Namun demikian, dirinya mengaku was-was karena waktu pengosongan sudah mulai dekat. Apalagi lokasi kios tempat mereka berjualan buku sudah siap atau belum.

"Pada intinya kami tidak ada akan pindah jika kios (relokasi) belum siap dan belum layak ditempati," katanya.

Selain itu, pedagang buku juga tidak akan pindah jika Pemkot Medan tidak membuat alas hak berupa SK relokasi pedagang buku.

Lapangan Merdeka Medan. [dok Pemkot Medan]

"Kami juga belum pindah sebelum dibuatkan SK relokasi dari Lapangan Merdeka Medan ke Jalan Hitam. Jadi kalau ada kejadian apa-apa pihak kereta api tidak sembarangan (menggusur)," ucapnya.

"Kami tetap berlindung di belakang Pemkot, kami tetap dalam pembinaan Pemkot, karena Pemkot Medan yang memindahkan kami ke sana," ujarnya.

Baca Juga: Ganjar Sebut Penggunaan Produk Dalam Negeri di Jawa Tengah Capai 98,26 Persen

Dirinya mengaku, kondisi penjualan buku juga mulai menggeliat pasca pandemi Covid-19. Ditambah lagi tahun ajaran baru anak sekolah.

"Ini mau mendekati tahun ajaran baru, para pembeli mulai datang. Setelah pandemi ini mulai ada pergerakan ekonomi mulai baguslah," kata Masrun.

Selain menjual secara konvensional, dirinya mengaku juga memasarkan buku lewat market digital.

"Apalagi sekarang ini kita ada media online, kalau dulu secara konvensional melayani. Tapi sekarang ini sudah ada media online, kita melayani seluruh Indonesia, prospeknya lebih cerah," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan M Yusuf, salah seorang pedagang buku di Lapangan Merdeka Medan.

"Sudah enam kali ada pertemuan dengan Pak Endar, itu sudah sepakat (relokasi) dan tidak ada yang namanya pedagang ini tidak setuju," ungkapnya.

Yusuf berharap agar Pemkot Medan membuatkan SK relokasi pedagang buku yang pindah.

"Harapan kami para pedagang yang namanya relokasi, pindah nanti ada SK relokasi penempatan di sana. Harapan kami ya kalau bisa gratis (sewa kios), kalau memang tidak ya kami siap untuk bayar. Mungkin untuk tahap awal ini Pemkot memberikan keringanan," harapnya.

Yusuf juga menyampaikan asanya terhadap Pemkot Medan agar pasar buku ini bisa jadi ikon.

"Harapan kita pasar buku ini bisa jadi ikon Kota Medan dipertahankan. Meski bukan di tanah Pemkot, kami minta keberadaan pasar buku tetap dipertahankan," ungkapnya.

Yusuf menceritakan, keberadaan pasar buku ini sudah ada sejak dekade tahun 90-an. Dalam perjalanannya, kios buku sudah berulang kali berpindah.

"Sudah ada sejak tahun 1990-an di Titi Gantung, lalu pindah tahun 2003, 2003 pindah tahun 2013 ke Jalan Pegadaian, 2016 pindah lagi kemari sampai saat ini, dan ini sekarang mau direlokasi lagi," jelasnya.

"Seharusnya lebih diperhatikan, kita minta seperti pasar buku di Bandung-lah, di Jakarta ada Pasar Senen, di Yogyakarta juga ada. Jadi pusat wisata juga," sambungnya.

Pantauan SuaraSumut.id, banyak kios dalam kondisi tutup. Meski demikian, pembeli tampak hilir mudik mencari kios buku yang buka untuk membeli buku yang dicari.

Memasuki Tahap Lelang

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang (PKP&PR) Endar Sutan Lubis mengatakan, revitalisasi Lapangan Merdeka Medan saat ini sudah memasuki tahapan lelang. Hal ini untuk menentukan siapa yang akan menjadi pelaksana pekerjaan revitalisasi tersebut.

"Sesuai sechedule tahapan lelang, tanggal 22 Juni 2022 sudah diketahui siapa pemenangnya. Jika tidak ada kendala lagi, maka pada 27 Juni sudah dilakukan penandatanganan kontrak," katanya.

Untuk pengerjaan revitalisasi ini, kata Endar, kata dimulai pada 4 Juli.

"Jadi kita rencanakan 4 Juli itu sudah dilakukan pengerjaan fisiknya," tukasnya.

Diketahui, Pemkot Medan telah menganggarkan untuk melakukan revitalisasi Lapangan Merdeka. Sumber anggaran masuk dalam APBD.

Dilihat Suarasumut.id dari LPSE Medan, Rabu 8 Juni 2022, tanggal pembuatan tender pada 2 Juni 2022.

Kode tender 13324308 dan saat ini dalam tahapan pengumuman pasca kualifikasi. Satuan kerja tender pada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang Kota Medan.

"Nilai pagu paket Rp 97.500.000.000, nilai HPS paket Rp 93.562.300.000," tulis dalam LPSE.

Kontributor : M. Aribowo

Load More