Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Selasa, 09 Agustus 2022 | 16:08 WIB
Ayah korban menunjukkan foto anaknya memakai seragam TNI AD. [Suara.com/M. Aribowo]

SuaraSumut.id - Suasana duka menyelimuti rumah keluarga siswa SD berinisial SRB di Jalan Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Selasa (9/8/2022).

Isak tangis terdengar dari dalam rumah orang tua siswa SD kelas IV yang menjadi korban pembunuhan.

Keluarga tak menyangka sosok bocah yang dikenal periang ini, meninggal dunia dengan cara amat tragis.

Kakak korban, Nadia (24) mengatakan, almarhum dikenal berprestasi di sekolahnya. Meski ibunya sedang berada di Malaysia, tidak membuat korban patah semangat.

Baca Juga: Bikin Pangling, Penampilan Luna Maya Saat Jadi Pramugari Sedot Perhatian Penumpang

"Dia pintar mengaji, pintar menyanyi. Dia rajin belajar, pulang sekolah ada ngaji sama les lagi," katanya.

Sesaat sebelum maut menjemput SRB, Nadia berujar adiknya tampak malas pergi sekolah dan menelpon ibunya di Malaysia, agar kembali ke rumahnya.

"Pas kejadian dia gak mau pergi sekolah," katanya.

Ayah korban bernama Sukoni (47) mengatakan, anak bungsunya semangat belajar di sekolah dan tempatnya mengaji.

Putranya itu bercita-cita ingin menjadi TNI AD. Di dinding ruang tamu rumah, terpajang foto almarhum memakai seragam TNI cilik lengkap dengan senjata api main-mainan.

Baca Juga: Bima Sakti Minta Suporter Timnas Indonesia Tak Teror Lawan Secara Fisik di Semifinal Piala AFF U-16

Sang ayah lalu beringsut ke arah dinding. Ia menggapai foto berukuran jumbo yang telah dibingkai putih. Sembari memegang foto, Sukoni lalu mendekat ke jenazah anaknya.

"Dia memang cita-citanya menjadi Tentara," tangis Sukoni.

Namun cita-cita sang anak pupus. Saat sedang belajar menimba ilmu di sekolah, pamanya berinisial R (32) datang dan menikam korban hingga tewas.

"Pelakunya masih famili, ada gangguan dia, tapi bukan gangguan jiwa lis merah," katanya.

Ia mengatakan, diduga ada persoalan keluarga yang membuat pelaku sakit hati dan menjadikan anaknya sasaran pelampiasan. Namun demikian, Sukoni tidak menjelaskan persoalan keluarga secara terperinci.

"Jadi ada dia mau tunangan, jadi terhentak (terhalang) sama orang tuanya," katanya.

Keluarga korban berharap agar polisi segera menangkap pelaku dan dihukum seberat-beratnya.

"Nyawa balas nyawa, kalau dalam agama mencuri dipotong tangannya," harapnya.

Jenazah korban rencananya akan dikebumikan pada sore ini setelah salat Ashar.

"Dikebumikan dekat sini juga," katanya.

Kontributor : M. Aribowo

Load More