SuaraSumut.id - Pemerintah didesak untuk kaji ulang proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut).
Pasalnya, proyek tersebut menelan korban jiwa. Teranyar pada 10 November 2022 , seorang tenaga kerja asing (TKA) asal Cina tewas tertimpa reruntuhan batu saat mengebor lubang peledak di terowongan proyek.
"Kejadian ini terjadi hanya selang tiga bulan sejak tewasnya satu TKA akibat kejadian yang sama. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, proyek PLTA Batang Toru telah menelan korban sebanyak 17 jiwa," kata Direktur Eksekutif Satya Bumi Annisa Rahmawati dalam keterangan tertulis, Minggu (20/11/2022).
Annisa mengatakan, 17 jiwa berasal dari pekerja proyek dan juga masyarakat setempat. Pada kasus terakhir, PT North Sumatra Hydro Energy (NSHE) selaku pihak yang bertanggungjwab terhadap proyek PLTA Batang Toru bahkan belum memberikan keterangan jelas terkait kejadian tersebut.
"Padahal, kejadian sudah berlangsung lebih dari sepekan," ucap Annisa.
Menurut Annisa, dengan berbagai rentetan peristiwa yang terjadi di area proyek pembangunan PLTA Batang Toru itu, meminta pihak-pihak yang berwenang segera mengusut tuntas kasus tewasnya TKA di wilayah kerja PLTA itu.
"Begitupula dengan kasus-kasus sebelumnya, harus diungkap penyebab tewasnya pekerja," jelasnya.
Annisa menegaskan, jika ditemukan pelanggaran, penegak hukum harus mengungkapkan hasil temuannya kepada publik secara transparan dan menindak tegas pihak yang bertanggungjawab dengan serius.
"Kita tentu tidak ingin kejadian ini terus-menerus berulang, korban tewas tanpa adanya pengungkapan kasus dan siapa yang bertanggungjawab dibaliknya," ujar Annisa.
Baca Juga: Rezeki Tetap Mengalir Deras setelah Berhijab, Kartika Putri Raup Cuan dari Mana Saja?
Master dari International Management of Resources and Environment (IMRE) TU Bergakademie Freiberg Germany itu menyebut, sejak awal wilayah lokasi pembangunan PLTA Batang Toru sudah bermasalah dari aspek dampak lingkungan, karena lokasinya yang berada di wilayah habitat orang utan dan terletak di garis patahan gempa yang rawan longsor.
Kondisi ini tentu berdampak secara sosial dan ekonomi kepada masyarakat setempat yang berada di hulu dan hilir sungai. Sejak 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah menyarankan PT NHSE melakukan revisi Amdal.
"Kabarnya revisi sudah selesai dilakukan, tapi bagaimana hasilnya? kita belum pernah mendengar," tutur Annisa.
"Saya berharap audit KLHK juga dapat diakses secara terbuka oleh publik, karena ini sangat penting diketahui bagi masyarakat terdampak langsung oleh proyek," sambungnya.
Annisa membeberkan proyek PLTA Batang Toru telah dibeli oleh State Development and Investment Corporation (SDIC) China senilai 277 juta dollar AS, setelah Bank Cina mengundurkan diri.
Akhir tahun ini, Cina akan menjadi tuan rumah Convention on Biological Diversity, hal ini seharusnya menjadi perhatian utama bagi negara tersebut untuk membuktikan komitmennya terhadap keberlangsungan keanekaragaman hayati dan dampak investasinya di Indonesia.
Berita Terkait
-
Tenggelam Dua Hari di Sungai Lematang Sumsel, Bocah 5 Tahun Ditemukan Tewas
-
Sadis! Tusuk Tetangga Hingga Tewas di Lemahabang Karawang, Motif Pelaku Masih Didalami Polisi
-
Ini Ajaran Santhara yang Diduga Dianut Keluarga yang Tewas di Kalideres: Tak Makan 35 Hari Sebelum Mati
-
Ditinggal Beli Paket Internet, Pria di Simalungun Ditemukan Keponakan Tewas Tergantung di Pohon Mangga
-
Bule Amerika Tewas di Gunung Agung Bali Diduga Langgar Aturan Adat
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Gubernur Aceh: Bupati Cengeng Hadapi Bencana Lebih Baik Mundur!
-
Benarkah 250 Warga Kampung Dalam Meninggal Akibat Banjir Aceh Tamiang?
-
Benarkah Aparat Menjual Beras Bantuan Bencana di Aceh Tengah?
-
Tim SAR Gabungan Temukan 1 Korban Banjir Lagi di Tapsel
-
Daftar Sneakers Lokal Indonesia untuk Gaya Harian dan Olahraga