Riki Chandra
Jum'at, 16 Juni 2023 | 17:55 WIB
Mahasiswa Unpri Medan menggelar aksi menolak kebijakan bayar parkir bagi mahasiswa. [Dok.Istimewa]

Nebur Fine mengaku bila benar terjadi pemecatan ini, sangat berdampak terhadap psikologis mahasiswa yang sudah sekian lama berjuang menempuh pendidikan.

"Sedih, kecewa dengan universitas karena mereka gak mampu menerima aspirasi kami Jadi ibarat nya kami disuruh diam aja," ucapnya.

Nebur Fine berharap pihak kampus Unpri Medan dapat bijak dalam menyelesaikan persoalan ini. Ia sendiri masih berharap dapat menyelesaikan kuliahnya.

xUntuk menyelesaikan pendidikan yang sebentar lagi saya rasa saya masih mau, harapan saya gak dipecat. Sisa waktu saya tinggal satu tahun lagi dan belum tentu orangtua saya sanggup untuk menguliahkan saya dari awal," tukasnya.

Raut kecemasan juga dirasakan mahasiswa lainnya Rizky yang mendapat telepon dari pihak kampus hanya karena menshare video ke akun media sosial lain.

"Saya dapat telpon dari pihak kampus. Saya dipanggil ke kantor dekan untuk tidak melakukan aksi lagi kalau tidak terancam dipecat," ujarnya gemetar.

Rizky menekankan pentingnya bersuara atas kebijakan parkir yang dikeluarkan oleh pihak Unpri Medan.

"Saya gak terima masalah retribusi parkir dalam kampus, itu memberatkan, jujur saya bukan orang kaya, kalau orang kaya gak masalah sama saya," ungkapnya.

LLDIKTI Harus Turun Tangan

Baca Juga: Gerindra Target Ganti Gubernur Sumbar 2024, Andre Rosiade Sudah Siapkan Kandidat: Bisa Bikin Terobosan Dahsyat!

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Medan, Andreas Silalahi mengecam keras tindakan Unpri Medan yang mengancam mahasiswa yang berdemo.

"Kami mengecam tindakan Yayasan atau Rektorat Unpri yang berlaku semena-mena terhadap para mahasiswanya. Kita kan tahu bahwasanya kebebasan berserikat berkumpul itu dilindungi undang-undang, kenapa ketika mahasiswa mengkritisi kebijakan kampusnya malah diancam untuk di drop out, dicabut beasiswanya," ucapnya.

Adanya ancaman ini, kata Andreas menjadi preseden buruk bagi institusi pendidikan. Ia mengatakan para mahasiswa ini bukan kerbau, bukan peliharaan bukan ternak yang harus digiring sesuai dengan keinginan si penggembalanya

"Mahasiswa ini di-didik, ditempa supaya memiliki landasan pemikiran sehingga ke depannya mereka berhasil menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi tersebut," tuturnya.

Oleh sebab itu, GMNI Medan meminta Kementrian Pendidikan dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) untuk memberikan atensinya terhadap permasalahan di sini.

"Ini harus menjadi evaluasi LLDIKTI wilayah I khususnya Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim," harapnya.

Load More