SuaraSumut.id - Sepatu Bunut yang hadir dari Kabupaten Asahan sejak 1998 lalu, ternyata masih diminati konsumen. Sebagian besar pengunjung yang masuk ke stan Pemkab Asahan di PRSU melihat-lihat sepatu Bunut.
"Banyak yang ke stan Pemkab Asahan hanya untuk menanya, membeli bahkan memesan sepatu Bunut," ujar penjaga stan Pemkab Asahan di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) 2023, Sugiono.
Sekitar 50 pasang sepatu Bunut yang dipamerkan, ujar Sugiono, sebagian sudah terjual. Sebagian konsumen lainnya, melakukan pemesanan dengan sistem panjar karena terbentur dengan ukuran kaki yang tidak pas, warna dan model.
Harga sepatu Bunut pria dan wanita dijual mulai dari harga Rp200 ribuan hingga Rp600 ribuan. Bahkan bisa lebih mahal kalau menempah dengan bahan yang lebih berkualitas seperti kulit asli.
Selain sepatu dan sendal, pengrajin di bawah binaan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Asahan itu, juga memproduksi tali pinggang dan dompet.
Tali pinggang dan dompet merupakan pengembangan produk Bunut yang awalnya masih berupa sepatu dan sendal.
"Tali pinggang dan dompet dijual mulai dari harga Rp 200ribu," ujar Sugiono.
Sugiono mengakui, sempat populer di tahun 1998, nama Bunut sempat meredup karena produksi pabrikan tutup.
Melihat potensi yang masih besar dan keinginan kuat eks pekerja yang akhirnya menjadi pengrajin Bunut, Pemkab Asahan terus berupaya mempertahankan Bunut itu.
Baca Juga: Sadis Kali! Kades di Asahan Dibacok Saat Berangkat ke Masjid
Oleh karena itu produk Bunut masih bisa dijumpai atau dibeli di kawasan sepanjang jalan lintas di Kelurahan Bunut, termasuk di Sidomukti Kecamatan Kisaran Barat.
"Ada beberapa toko yang menjual Bunut termasuk di stan Pemkab Asahan di PRSU," ujar Sugiono.
Sepatu Bunut juga sudah memasuki wilayah di luar Sumut dan bahkan Malaysia, meski hanya berupa pemesanan terbatas dengan dibawa langsung.
Salah satu calon pembeli Bunut asal Medan, Ridho, mengaku, sudah mengenal Bunut sejak dia kuliah.
"Makanya saat ada PRSU, ke stan Pemkab Asahan. Sayang ukuran nggak ada yang pas, jadi mau mesan dulu aja," katanya.
Apalagi, katanya, harga Bunut di Stan Pemkab Asahan tidak jauh berbeda kalau dibeli di pengrajin secara langsung.
Berita Terkait
-
Emak-emak Gerebek Judi Tembak Ikan di Asahan, Warganet Sindir Pedas Polisi
-
Polisi Gagalkan Penyelundupan 18 Kg Sabu dari Malaysia
-
Mobil Rombongan Atlet Arung Jeram Asahan Masuk Jurang, 12 Orang Luka-luka
-
Gawat! Oknum Polisi dan TNI Ditangkap Curi Besi Rel Kereta Api di Asahan
-
Buron 5 Tahun, Mantan Kepala SMK Negeri di Asahan Akhirnya Ditangkap
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera