SuaraSumut.id - Sepanjang Januari hingga November 2024, Pemprov Sumut mencatat angka kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 7.761 kasus dan 52 kematian.
Hal ini menjadikan Sumatera Utara (Sumut) menajdi salah satu provinsi dengan angka DBD tertinggi di Indonesia dan harus segera diantisipasi penyebarannya.
Dalam rangka mengantisipasi peningkatan kasus DBD, PT Takeda Innovative Medicines bersama Kemenkes RI, pemerintah daerah, dan mitra lainnya meluncurkan program edukasi Langkah Bersama Cegah DBD.
Kegiatan yang mengedukasi masyarakat dan mengajak melakukan pencegahan DBD ini dilaksanakan pada 29 November-1 Desember 2024 di Kota Medan, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Acara yang menghadirkan komedian Indra Jegel ini sukses menyedot perhatian masyarakat di pusat perbelanjaan modern Deli Park di Medan.
"Sumatera Utara sampai November ini jumlah kasusnya 7.994, jadi memang ada kenaikan," kata Rusdin Pinem, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Minggu (30/11/2024).
Pihaknya juga mencatat 52 kematian akibat DBD dengan wilayah paling tinggi terkena DBD, yakni Kabupaten Karo, Mandailing Natal, dan Nias Selatan.
"Ini seluruh dinas dan puskesmas bergerak bersama, mudah-mudahan demam berdarah ini zero kematian," ujar Rusdin.
Dengan adanya program edukasi Langkah Bersama Cegah DBD di Medan, Rusdin menyampaikan apresiasinya kepada PT Takeda Innovative Medicines.
"Takeda sudah bisa mengedukasi untuk masyarakat, untuk mendukung ayo 3M plus (Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan Mendaur-ulang barang-barang bekas), dan vaksin DBD," ucapnya.
"Sehingga harapan kita untuk Sumatera Utara ini, bisa kita tekan sekecil mungkin untuk kasusnya dan juga harapan kita tidak ada meninggal karena demam berdarah," sambungnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyatakan komitmennya untuk terus mendukung upaya pemberantasan dengue di Indonesia.
"Tujuan kami dari Takeda sama dengan tujuan Indonesia, yaitu mencapai nol kematian akibat dengue pada tahun 2030," katanya.
Andreas mengatakan DBD merupakan salah satu ancaman kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Namun, dengan mengambil langkah bersama, mengedukasi masyarakat, menerapkan 3M plus, dan dengan memanfaatkan solusi inovatif seperti vaksinasi.
"Maka tujuan bersama (nol kematian) dapat tercapai," harapnya.
Berita Terkait
-
Gubernur Bobby Nasution Perpanjang Status Tanggap Darurat Bencana hingga 31 Desember 2025
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Dengarkan Keluhan Warga Soal Air Bersih di Wilayah Longsor, Bobby Nasution Akan Bangunkan Sumur Bor
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih
-
Kementerian PU Buka Kembali Jembatan Krueng Tamiang, Mobilitas Warga Mulai Pulih
-
Bencana Alam Sumut: 209 Orang Luka-Luka, 60 Masih Hilang!
-
Jalan Nasional Medan-Aceh Tamiang Kembali Dibuka, Warga Bersyukur: Alhamdulillah!