Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 29 November 2025 | 10:28 WIB
Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membagikan makanan untuk warga yang menjadi korban banjir di Sumatera Utara. [Dok. BGN]
Baca 10 detik
  • Bencana banjir di Sumatera Utara menyebabkan dapur MBG dialihkan menjadi dapur umum untuk masyarakat terdampak.
  • Total 179 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi telah mendistribusikan 290.000 paket makanan di sepuluh Kabupaten/Kota.
  • Distribusi bantuan mengalami tantangan terbatasnya akses bahan baku, listrik, dan internet di wilayah terdampak bencana.

SuaraSumut.id - Bencana banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Sumatera Utara mendorong para pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengalihkan fungsi dapur MBG mereka menjadi dapur umum.

Pengalihan fungsi itu terjadi karena sekolah-sekolah penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai wilayah yang terdampak banjir di Sumatera Utara, diliburkan.

"Karena bencana banjir, maka sekolah di wilayah yang terdampak kemudian diliburkan, karena itu penerima manfaat MBG kemudian dialihkan kepada masyarakat terdampak," kata Kepala Kantor Regional BGN Sumatera Utara, KR Agung Kurniawan dalam laporannya, dari Medan, Jumat malam (28/11/2025).

Di Kota Medan terdapat 48 SPPG yang sudah beroperasi. “Dari ke-48 SPPG itu sebanyak 55.000 paket makanan telah kami distribusikan,” kata Agung.

Sementara di Kota Padangsidimpuan dengan 4 SPPG, mendistribusikan 10.000 paket makanan. Adapun di Kota Tebing Tinggi dengan 13 SPPG mendistribusikan 45.000 paket makanan

Di Kabupaten Tapanuli Utara dengan 5 SPPG mendistribusikan 9.000 paket makanan, di Kabupaten Serdang Bedagai dengan 28 SPPG mendistribusikan 12.000 paket makanan.

Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membagikan makanan untuk warga yang menjadi korban banjir di Sumatera Utara. [Dok. BGN]

Sementara di Kabupaten Langkat dengan 11 SPPG mendistribusikan 32.000 paket makanan. Adapun di Kota Sibolga, dengan 3 SPPG mendistribusikan 7.000 paket makanan.

Di Kabupaten Tapanuli Selatan, dengan 3 SPPG mendistribusikan 7.000 paket makanan. Di Kabupaten Mandailing Natal, dengan 10 SPPG, mengirimkan 13.000 paket menu kering dan menu basah untuk wilayah terdampak banjir.

“Sementara di Kabupaten Deli Serdang, dengan 54 SPPG yang telah beroperasi, mendistribusikan 100.000 porsi paket menu basah dan menu kering,” kata Agung.

Baca Juga: Polisi Tindak Lanjuti Dugaan Penganiayaan Kepala SPPG oleh Wakil Bupati Pidie Jaya

Secara total, dari 10 Kabupaten Kota di Sumatera Utara ada 179 SPPG yang berada di wilayah terdampak banjir. Sedangkan total paket makanan yang terdistribusi telah mencapai 290.000 porsi.

“Seluruh Korwil (Koordinator Wilayah SPPG yang membawahi Kabupaten/Kota) serta SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) ikut hadir di garda terdepan untuk membantu masyarakat terdampak bencana,” kata Kareg Sumatera Utara itu.

Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) membagikan makanan untuk warga yang menjadi korban banjir di Sumatera Utara. [Dok. BGN]

Tantangan kegiatan distribusi bantuan makanan di wilayah bencana Sumatera Utara tidaklah mudah, Sebab, di wilayah bencana, akses bahan baku, listrik dan internet terbatas.

Bahkan di Kepulauan Nias yang terdiri 4 Kabupaten dan 1 Kota terdampak bencana sehingga beberapa SPPG Berhenti Operasional karena Pelabuhan Sibolga tutup.

Dalam kondisi bencana yang melanda Aceh dan Sumatera Utara, SPPG juga dituntut untuk dapat beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu. Padahal, saat ini belum ada mekanisme operasi SPPG pada hari Sabtu dan Minggu.

"Namun kami telah mendapat petunjuk dari pimpinan BGN untuk tetap beroperasi pada hari libur,” kata Agung.

Load More