Padi Diserang Hama Wereng, 1,6 Hektare Sawah di Sergai Gagal Panen

Penurunan berapa persen belum diketahui, karena harus diubin kemudian ditimbang hasilnya berapa 1 hektare. Jika hanya 1,6 hektare itu kecil, tapi tak bisa dibiarkan,"

M Nurhadi
Rabu, 05 Agustus 2020 | 06:46 WIB
Padi Diserang Hama Wereng, 1,6 Hektare Sawah di Sergai Gagal Panen
Ilustrasi petani (Kabarmedan)

SuaraSumut.id - Setidaknya areal persawahan di 5 kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera utara diserang hama wereng batang cokelat. Mengakibatkan sekitar 1,6 hektare dari 810 hektare tanam padi mengalami gagal panen. Lima kecamatan itu adalah Sei Rampah, Tanjung Beringin, Pematang Pelintan, Silau Rakyat, Sei Rampah dan Sei Rejo. 

“Yang di Desa Pematang Ganjang, Sei Rampah luas tanam ada 810 hektare. Sebagian ada yang panen, tapi yang terserang hama wereng batang cokelat ada 2,1 hektare. Yang puso (gagal panen) ada 1,6 hektare. Jadi ringan. Bukan puluhan hektare,” kata Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Marino, Rabu (4/8/2020).

Marino menyebut, adanya serangan hama ini, ia merekomendasikan agar petani umemanen lebih awal, karena musim panen tinggal seminggu lagi. Ia khawatir hama ini semakin berdampak pada jumlah panen.

“Penurunan berapa persen belum diketahui, karena harus diubin kemudian ditimbang hasilnya berapa 1 hektare. Jika hanya 1,6 hektare itu kecil, tapi tak bisa dibiarkan. Mungkin akan ada penurunan, tapi mudah-mudahan tak signifikan,” ujarnya kepada Kabarmedan.com (jaringan Suara.com).

Baca Juga:Pelaku Pembobol 7 ATM di Gorontalo Dibekuk, Begini Modusnya

Pihaknya juga terus melakukan pemantauan secara berkelanjutan di berbagai kecamatan. Dari laporan yang sudah masuk, serangan wereng batang cokelat juga terjadi di Deli Serdang dengan populasi di bawah ambang kendali, yakni 8 ekor/rumpun.

Ia juga menyampaikan, di Langkat kondisinya masih lebih baik dengan populasi sebanyak 5 ekor/ rumpun. Meski demikian, pemantauan tetap dilakukan agar tidak mencapai 10 ekor per rumpun.

“Kita pantau di semua kecamatan, termasuk di Batubara, Asahan, Simalungun, dan lainnya. Sentra padi kita pantau terus,” ungkapnya.

Untuk pengendalian wereng batang cokelat, katanya, harus dilakukan tanam padi secara serentak, penggunaan varietas toleran seperti Inpari 13, Inpari 31 dan Inpari 33. Kemudian menggunakan perangkap lampu (light traps).

“Alat ini penting untuk mengetahui kehadiran wereng imigran dan dapat menangkap wereng dalam jumlah besar. Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan tanah. Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai 400.000 ekor/malam,” katanya.

Baca Juga:Pemprov Babel Keluarkan Izin Lokasi Perairan ke PT Wijaya Mandiri Teknik

Tidak hanya itu itu, pengendalian harus dilakukan pada generasi I. Sehingga, petani harus mencatat waktu puncak populasi imigran awal sebagai sebagai generasi nol (G0).

Selain itu, pada 25-30 hari kemudian akan menjadi imago wereng coklat generasi ke-1. Ia juga menekankan, para petani harus memperhatikan berbagai faktor saat menggunakan insektisida.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini