SuaraSumut.id - Wali Kota Medan Bobby Nasution perlahan melakukan sejumlah pembenahan, terutama dengan dilakukannya penataan Kota Lama Kesawan.
Selain ingin mengembalikan kejayaan Kota Medan masa lampau, Bobby juga ingin menjadikan Kota Lama Kesawan sebagai ikon baru di ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Pembenahan yang dilakukan Bobby untuk menjawab impian warga. Selain menatanya menjadi lebih baik dan menarik, Bobby berharap agar revitalisasi yang dilakukan harus memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama pelaku UMKM.
"Secara fisik, saya mau penataan Kota Lama Kesawan dapat dirasakan masyarakat. Sebaliknya, secara fungsi, revitalisasi yang dilakukan harus memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama pelaku UMKM,” kata Bobby, Selasa (25/5/2021).
Baca Juga:Edarkan Uang Palsu di Pasar di Bantul, Pelaku Sasar Pedagang Sepuh
Penataan Kota Lama Kesawan secara fisik akan dimulai Desember 2021. Pengerjaan dilakukan multiyear hingga 2022. Selain penataan pedestrian, jalan dan arcade, Bobby juga ingin penataan diikuti alih fungsi drainase dan ducting utility (pembenahan kabel jaringan).
Dengan ducting utility yang dilakukan, seluruh kabel jaringan di kawasan Kota Lama Kesawan akan ditempatkan di bawah tanah sehingga menjadikan kawasan tersebut nantinya lebih tertata dan menarik. Apabila tidak tuntas hingga 2022, penataan terutama finishing akan dilakukan 2023.
Keinginan Bobby mendapat dukungan penuh banyak pihak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Bahkan, pada Rabu 19 Mei 2021 Kementerian-PUPR telah menurunkan Dirjen Cipta Karya Ir Diana Kusumastuti MT untuk meninjau langsung kawasan kota lama guna mendukung percepatan penataannya. Diana optimis, dengan penataan yang dilakukan, Kota Lama Medan akan lebih tertata dan hidup lagi.
Pembenahan kota lama yang dilakukan Bobby Nasution untuk menjawab impian warga Kota Medan mendapat apresiasi dari Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad.
Baca Juga:Praperadilan Ditolak, Kubu RJ Lino Kecewa
Ia menilai, apa yang dilakukan Bobby merupakan inisiatif yang sangat baik dan sejalan dengan berkembangnya pariwisata yang mengangkat aspek budaya masyarakat (cultural tourism).
Sebelumnya, kata Saidiman, pariwisata mengandalkan pesona alam atau yang dikenal dengan sun and beach tourism, tapi sekarang situs-situs kebudayaan makin diminati. Oleh karenanya, pembangunan kota lama akan mengangkat nilai pembeda Kota Medan dengan kota-kota lainnya di Indonesia.
"Salah satu pesona Medan adalah kultur masyarakatnya yang majemuk (pluralis). Ini tentunya menjadi daya tarik yang sangat kuat. Melalui revitalisasi Kota Lama Kesawan, daya tarik ini akan meningkat berlipat-lipat,” kata Saidiman.
Ia berharap, revitalisasi itu dapat menciptakan Kota Medan yang lebih inklusif bagi semua, terutama disabilitas.
"Untuk itu, jalan, gedung, bus dan semua fasilitas perlu layak akses untuk kelompok disabilitas," tukasnya.