"Udah (vaksin) Covid-19, bulan lalu. Disuntik di Puskesmas untuk persiapan haji. Suntik vaksin Meningitis pun sudah kami," ucapnya.
Beberapa perlengkapan untuk menunaikan ibadah haji juga sudah mereka terima. Seperti kartu identitas, bakal kain kemeja batik dan peralatan lain telah diterima.
Nenek Ida dan kakek Marimin tetap menyatakan akan menunggu sampai diberangkatkan dan tidak akan menarik kembali uang yang telah dibayarkan.
"Enggak, kami menunggu ajalah sampai diberangkatkan. Nanti kalau diambil (uang) pas mau umrah dibatasi juga umur," kata dia.
Baca Juga:Susul Brylian Aldama ke Kroasia, David Maulana Gabung HNK Rijeka
Mereka berharap ada keajaiban pada tahun ini untuk segera diberangkatkan ke tanah suci menunaikan ibadah haji. Dia mengharapkan adanya perubahan kebijakan dan situasi pandemi, sehingga dapat segera diberangkatkan.
"Sangat berharap bisa diberangkatkan (ke tanah suci). Harusnya berangkat tahun ini, ya kan," ungkapnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Syahrul Wirda mengatakan, kebijakan pemerintah membatalkan keberangkatan jemaah haji tahun ini disebabkan beberapa hal, salah satunya adalah kondisi Covid-19.
Selain itu, Pemerintah Arab Saudi belum menyampaikan dan menetapkan negara yang bisa melaksanakan ibadah haji.
"Kalau dari pemerintah, ada tiga kemampuan yang harus dimiliki dalam pelaksanaan haji ini, Istitha'ah namanya. Pertama Istitha'ah di bidang finansial, kemudian Istitha'ah keamanan, dan Istitha'ah dalam segi kesehatan," kata Syarul.
Baca Juga:Profil Timnas Skotlandia di Euro 2020: Optimis Melaju ke Babak Selanjutnya
Secara finansial jemaah haji sudah mengeluarkan uang, namun hal itu belum cukup karena harus mempertimbangkan terkait keamanan jemaah haji saat berada di tanah suci.
"Kan tidak aman juga jemaah kita di sana (Mekah) saat kondisi pandemi ini, itu pertimbangan pemerintah. Dan yang ketiga adalah soal kesehatan. Tentu memelihara diri ini lebih diutamakan dari pada ibadah haji. Jadi ibadah haji itu tidak wajib kalau keamanan, kesehatan terancam. Sehingga pemerintah mengambil langkah bijak untuk menunda sampai Arab Saudi menyampaikan pemberitahuan lebih lanjut," ungkapnya.
Syahrul mengatakan, jumlah jemaah haji dari Sumatera Utara berkisar antara 7.000 sampai 8.000 jemaah. Jumlah tersebut juga sama dengan pada tahun 2020.
"Karena tahun ini pemberangkatan jemaah haji kembali ditunda, maka terjadi penambahan jumlah jemaah dari Sumut.Tapi nanti kalau misalnya normal kembali, yang akan diberangkatkan jemaah yang tertunda tahun 2020 kemarin," pungkasnya.
Kontributor : Muhlis