Rumah Sakit Peninggalan Kolonial di Medan Direncanakan Jadi RS Darurat Covid-19

Rumah sakit peninggalan kolonial Belanda itu rencananya akan diaktifkan guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Medan.

Suhardiman
Sabtu, 17 Juli 2021 | 18:02 WIB
Rumah Sakit Peninggalan Kolonial di Medan Direncanakan Jadi RS Darurat Covid-19
Wali Kota Medan Bobby Nasution saat diwawancarai pedagang. [Suara.com/Muhlis]

SuaraSumut.id - Pemerintah Kota atau Pemkot Medan berencana menjadikan RS Tembakau Deli di Jalan Putri Hijau Medan, sebagai rumah sakit darurat Covid-19.

Rumah sakit peninggalan kolonial Belanda itu rencananya akan diaktifkan guna mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Medan.

"Kita terus mencari opsi untuk tempat isolasi. Hari ini sudah kita tetapkan hotel Soechi sebagai tempat isolasi yang merupakan aset Pemkot Medan dan mudah-mudahan dalam minggu ini bisa kita buka," kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution, Sabtu (17/7/2021).

Bobby mengatakan, tujuannya dilakukannya peninjauan di RS Tembakau Deli dalam rangka menjaga kesiapan Kota Medan menghadapi kondisi terburuk terkait lonjakan kasus yang tidak diinginkan.

Bekas rumah sakit modern pertama di Sumatera yang dibangun pada tahun 1885 itu, kata Bobby, sesuai dengan spesifikasi untuk dijadikan tempat isolasi yang nantinya dapat merawat pasien dengan kondisi ringan hingga berat.

Baca Juga:Mengukir Kenangan

"Mengapa kita tinjau, karena ini menjadi opsi kita RS Tembakau Deli yang merupakan aset PTPN II ini. Kita mengupayakan lokasinya kalau bisa tidak gedung bertingkat yang sulit akses masuk saat di lift. Bukan hanya isolasi tapi kalau bisa ini menjadi rumah sakit darurat untuk penanganan pasien yang kondisi ringan hingga berat," ungkap Bobby.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat, Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN untuk membangun rumah sakit tersebut.

"Kalau nanti diizinkan oleh Kementerian BUMN dan kita juga nanti akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat, Kementerian PU dan Kementerian Kesehatan, untuk bersama-sama berkolaborasi untuk membangun rumah sakit darurat. Tentunya kami harus meminta izin untuk opsi-opsi yang kami lihat itu," bebernya.

Bobby berharap kondisi Covid-19 di Medan segera melandai dan tidak perlu menggunakan RS Tembakau Deli sebagai rumah sakit darurat.

Saat ini kondisi penanganan Covid di Kota Medan masih terkendali. Hal itu dilihat dari BOR yang saat ini di angka 63 persen meskipun dalam dua hari terakhir kasus meningkat namun peningkatannya tidak signifikan.

Baca Juga:Rizki DA Rayakan Anniversary Pernikahan, Benda yang Dipegang Nadya Mustika Bikin Salfok

"Kalau dilihat dari aturannya itu, kita harus menyediakan minimal 30 persen, saat ini rumah sakit rujukan kita masih 41 rumah sakit rujukan Covi-19. Artinya saat ini kita masih berada di angka 24 sampai 26 persen dari rata-rata rumah sakit. Sebenarnya kalau mau dipaksakan dengan rumah sakit yang ada ini masih memungkinkan. Karena dari 8000 bed seluruhnya, 30 persen untuk pasien Covid-19 berarti ada 2000 bed yang tersedia," ungkapnya.

Untuk diketahui, RSU Tembakau Deli dibangun oleh perusahaan Deli Maatschappij pada tahun 1885, era kolonial Belanda. Maatschappij adalah sebuah perusahaan pioner perkebunan tembakau di tanah Deli.

RSU Tembakau Deli menjadi rumah sakit modern pertama di Pulau Sumatera. Namun pada tahun 2008 Rumah Sakit Umum Tembakau Deli (RSUTD) ditutup dan gedungnya saat ini memprihatinkan terancam dimakan usia.

Kontributor : Muhlis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini