SuaraSumut.id - Vaksinasi massal yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut menimbulkan kerumunan dan sempat ricuh, pada Selasa (3/8/2021).
Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono sempat mengunjungi lokasi vaksinasi tersebut. Namun, setelah Gatot dan perwira jajaran Polda Sumut pergi, kerumunan dan pelanggaran prokes terjadi.
Warga yang mengantri berjam-berjam dan tidak sabar akhirnya mereka menerobos masuk pintu masuk yang semula tertutup. Petugas kepolisian berseragam yang melakukan penjagaan sempat menahan laju warga yang masuk ke dalam gudang.
![Suasana di lokasi vaksinasi massal Gedung Serbaguna Pemprov Sumut. [Suara.com/M.Aribowo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/03/57782-gedung-serbaguna-pemprov-sumut.jpg)
Namun, ramainya jumlah massa tak dapat dibendung. Kericuhan mereda setelah hampir seluruh warga yang berada di luar masuk ke dalam gedung.
Baca Juga:Mengenang Glenn Fredly di Video Insta Story Satu-satunya Milik Mutia Ayu
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengaku, antusias masyarakat dari Medan dan Deli Serdang untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 sangat tinggi. Namun, jumlah warga yang datang tidak sebanding dengan petugas.
"Jadi bukan kekurangan vaksin, petugas sudah kita setting untuk jumlah vaksinnya, gak mungkin kita lebihi, tenaganya kita terbatas," ujarnya.
Riko mengatakan, panitia telah mendata bahwa vaksinasi massal diikuti oleh 4.000 orang.
"Vaksinasi untuk 3.000 orang vaksin pertama dan 1.000 orang vaksin kedua sisa gebyar vaksinasi massal Hari Bhayangkara," ujarnya.
Ia mengaku, warga yang datang protes karena sudah mendapat formulir vaksin Covid-19. Mereka membeli formulir vaksinasi yang dijual Rp 5.000 dari warga lainnya.
Baca Juga:Perlu Masukan Tangani Covid, Menko Luhut Undang BEM UI hingga Pengamat Ekonomi
"Di luar (lokasi vaksin) ada yang jual formulir Rp 5 ribu per lembar. Masyarakat yang merasa sudah membayar (formulir) komplain," jelasnya.
Namun demikian, pihaknya tetap mengakomodir warga yang hendak divaksin Covid-19 tapi belum terdata. Riko mengaku, warga yang berdesakan masuk hanya karena takut vaksin habis.
"Tetap kita akomodir, yang sudah mengisi formulir kita kumpulkan, nanti datanya kita masukan, ada kegiatan vaksin pertama kita hubungi dari SMS PeduliLindungi," katanya.
"Berdesakan masuk karena takut kehabisan vaksin. Kita jelaskan bahwa yang divaksin adalah yang sudah didata," tukasnya.