SuaraSumut.id - ASI merupakan nutrisi utama pendukung tumbuh kembang serta meningkatkan daya tahan tubuh anak untuk melindungi dari berbagai penyakit. Untuk itu, menyusui anak tidak boleh dilewartkan meski sang ibu atau anak terpapar Covid-19
"Menyusui secara langsung itu cara yang terbaik ya. Kalau volumenya banyak, distok untuk disimpan. Jika ibunya terkonfirmasi positif Covid-19 dan anaknya negatif lalu isolasi mandiri, ini jangan rawat gabung ya. Anaknya dipisah," kata ahli laktasi Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK, melansir dari Antara, Rabu (4/8/2021).
Ia mengaku ibu hanya boleh bersentuhan badan ketika memberikan ASI kepada anak. Pastikan ibu yang menyusui menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), sehingga meminimalkan penularan virus dari cairan atau pun sirkulasi udara.
Sang ibu juga diminta tidak melakukan interaksi dengan bayi misalnya mencium atau mengajak ngobrol anaknya pada saat proses pemberian ASI berlangsung. Langkah ini lebih dianjurkan untuk ibu menyusui yang terkonfirmasi sebagai pasien tanpa gejala.
Baca Juga:PPKM Level 4 Diperpanjang Sampai 9 Agustus, Berikut 17 Titik Lokasi Ganjil Genap Bogor
"Jika bergejala ringan ya misalnya dan ragu- ragu mau memberikan ASI. Ibu bisa melakukan pemompaan ya. Selama 10 hari masa isolasi itu susunya dipompa. Disterilkan sebelum mau diberi kepada anak. Cara sterilnya juga mudah tidak usah pakai alat yang mahal. Siapkan air panas dengan suhu 60-70 derajat celcius lalu celupkan sebentar botol yang berisi ASI sebelum diberikan kepada anak,” katanya.
Pemberian ASI dilakukan oleh ayah atau anggota keluarga lainnya yang tidak terkonfirmasi positif bisa menggunakan sendok kecil agar anak bisa tetap mendapatkan ASI.
"Saat sedang positif, intinya pemberian ASI tetap harus tetap dilakukan karena seperti yang banyak penelitian paparkan pemberian ASI kepada bayi justru memberikan antibodi spesifik agar anaknya memiliki kekebalan tubuh dari Covid-19," jelasnya.
Ia menyarankan pemberian susu secara langsung tetap perlu dilakukan oleh Ibu dengan metode serupa yaitu penggunaan APD berupa masker dan baju lengan panjang.
"Bayi yang isolasi mandiri tidak mungkin kan dibiarkan begitu saja tetap harus diurus. Jadi tetap perlu diberikan saja ASI-nya ibu tetap menyusui dengan protokol kesehatan dengan kontak fisik seminim mungkin," katanya.
Baca Juga:Bantu Kuota Internet Siswa hingga Dosen Selama 3 Bulan, Kemenag Gelontorkan Duit Rp479 M
Jika ternyata bayi harus mendapatkan perawatan di rumah sakit akibat Covid-19, sebisa mungkin titipkan ASI yang sudah dipompa untuk kemudian diberikan oleh tenaga kesehatan yang merawat bayi hingga sembuh.