Masyarakat Adat Pertahankan Wilayahnya dari Konsesi PT. TPL

perusahaan yang dulunya bernama Indorayon itu telah menyumbang laju perambahan hutan terbesar sepanjang satu decade terakhir.

Suhardiman
Rabu, 11 Agustus 2021 | 10:51 WIB
Masyarakat Adat Pertahankan Wilayahnya dari Konsesi PT. TPL
Aksi Massa Aliansi Gerak Tutup TPL di Depan Kantor Bupati Humbang Hasundutan (Senin,19/7). [Barita N. Lumbanbatu]

“Kalau harus mati karena mempertahankan hutan ini, saya siap mati”, katanya sambil memetik kopi di kebun sebelah rumahnya.

Sementara itu PT. TPL klaim bahwa pihaknya merupakan salah satu perusahaan objek vital nasional berdasarkan undang undang.

“Kami mendapatkan sertifikasi serta pengawasan dari sejumlah stakeholder, dan tim pengawas independen”, kata Dedy Armawa, Koordinator Corporate Communication TPL wilayah Medan, Siantar dan Simalungun.

Peserta Aksi Jalan Kaki Tiba di Jakarta

Baca Juga:Luhut Hapus Indikator Kematian, PKS: Jangan-jangan Ada Pejabat Tak Percaya Covid

"Ini sebagai reaksi atas kejadian bentrok yang menimpa Masyarakat Adat Natumingka. Saya posting ke media sosial untuk melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta," kata Togu Simorangkir dalam konferensi Pers Aliansi Gerak #TUTUP TPL yang diselenggarakan secara online pada 30 Juli 2021.

Aksi yang menamakan Tim 11 ini melakukan aksi jalan kaki untuk penyelamatan Danau Toba dan gerakan Tutup TPL sudah tiba di Jakarta. Aksi nekad ini dimotori oleh seorang aktivitas lingkungan Togu Simorangkir bersama dengan sepuluh orang lainnya dari Tugu Sisingamangaraja, Balige, Sumatera Utara menuju Jakarta sejak Juni 2021 lalu.

Beberapa di antaranya adalah perempuan bernama Anita Martha Hutagalung (54 tahun) dan Bumi Simorangkir (8 tahun), anak laki-laki Togu. Ikut juga Irwandi Sirait, seorang pria penyandang disabilitas.

Togu menyampaikan bahwa visi dari gerakan ini sebagai usaha untuk kesejahteraan generasi mendatang masyarakat di kawasan danau toba.

"Misinya sebenarnya untuk mendapatkan perhatian publik, dan kampanye bahwa Danau Toba tidak dalam keadaan baik-baik saja," kata Togu dalam konferensi pers.

Togu juga menyampaikan dalam usaha perjuangannya menutup PT. Toba Pulp Lestari yang merusak lingkungan kawasan danau toba agar orang-orang yang bekerja di dalam perusahaan tersebut untuk tidak khawatir akan masa depannya.
Menurutnya, saat ini telah banyak korban adu domba yang dilakukan oleh perusahaan termasuk intimidasi terhadap masyarakat adat.

Baca Juga:AI Dapat Deteksi Tanda Psikopat Hanya dari Gerakan Kepala

"Melawan tanpa kekerasan," tutup Togu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini