SuaraSumut.id - Cerita pilu datang dari seorang wanita berinisial PA (33). Anaknya yang berusia 10 tahun diduga dicabuli oleh 10 pria bertopeng di Medan.
PA pindah dari Jakarta setelah berpisah dengan sang suami. Ia sudah beberapa bulan tinggal di Medan bersama anak satu-satunya.
"Sekarang tinggal tidak tetap, pindah-pindah ke orang yang saya kenal," kata PA, melansir dari digtara.com--jaringan suara.com, Jumat (3/9/2021).
Pa bekerja sebagai kuli penyortir telur di kawasan Pantai Labu, Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lokasi tempatnya bekerja ditempuh dengan naik angkutan umum.
Baca Juga:Tusuk ABK hingga Tewas, Security di Tanjung Priok Dibekuk di Rumah Istri Siri
"Dari Medan tiga kali naik angkot. Ongkosnya bisa 15 ribu sehari," katanya.
PA bekerja dari pukul 19.00 WIB hingga pagi. Penghasilan yang didapat Rp 20 hingga 30 ribu. Itupun harus ditambah kerja ekstra mengantar telur ke kedai-kedai.
"Setelah itu ngantar pesanan ke kedai-kedai, lalu saya pulang," katanya.
Meski lelah, PA tetap mengurus anaknya yang kini duduk di bangku SD kelas 3. Setelah jadi korban pencabulan, sang anak enggan sekolah. Ia bahkan ikut ke mana ibunya pergi.
"Sekarang dia (anaknya,red) saya bawa kerja. Sekarang dia takut," katanya.
Baca Juga:Korban Dugaan Pelecehan Seksual di KPI Tunda Lapor ke Komnas HAM
Sang ibu mengaku tidak memiliki keluarga lagi di tempat asalnya itu. Kini, ia harus berjuang sendirian di tengah masalah yang menimpa buah hatinya.
- 1
- 2