SuaraSumut.id - BPDB Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut), mengomentari persoalan banjir dan keterlambatan bantuan terhadap warga. Pihak BPBD mengklaim hal itu terjadi terjadi karena kesalahan pihak kelurahan dan masyarakat itu sendiri.
Pernyataan itu disampaikan Kepala BPBD Tebingtinggi Wahit Sitorus pada Senin (22/11/2021.
"Keterlambatan pengiriman bantuan karena kesalahan pihak kelurahan yang lambat mengirimkan data,” tegasnya, dikutip dari Digtara.com - jaringan Suara.com.
Menurutnya, persoalan banjir yang kerap terjadi juga diduga dipicu akibat tidak berfungsinya bronjong dan tembok penahan banjir yang dibangun.
Baca Juga:Sungai Padang Meluap, Ratusan Rumah di Tebing Tinggi Terendam Banjir
Wahit Sitorus menyalahkan masyarakat yang membuat aliran drainase sendiri.
“Dengan adanya drainase yang dibuat masyarakat sampai ke bibir sungai, apabila banjir, datang air langsung masuk dari drainase itu,” ujarnya.
Menurut Wahit, jumlah korban terdampak banjir hingga saat ini mencapai 3.686 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di lima kecamatan di Kota Tebingtinggi.
Sebelumnya, ribuan rumah di Tebing Tinggi, Sumatera Utara (Sumut), terendam banjir pada Minggu (21/11/2021). Banjir ini dipicu meluapnya aliran sungai Padang akibat hujan deras sejak Sabtu (20/11/2021).
Rumah-rumah yang terendam banjir itu tersebar di lima kecamatan. Masing-masing, Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Rambutan, Bajenis, Padang Hulu dan Padang Hilir.
Baca Juga:Jafar Tewas Tersengat Listrik di Tebing Tinggi
Kawasan terparah terendam banjir berada di Kelurahan Sri Padang Kecamatan Rambutan, serta Kelurahan Badak Bejuang dan Kelurahan Bandar Utama di Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Bajenis dengan ketinggian air mencapai 50 - 70 sentimeter.