SuaraSumut.id - Kementerian Dalam Negeri Singapura menjelaskan alasan mengapa kedatangan ustadz Abdul Somad atau UAS ditolak. Singapura menyebut UAS menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan.
"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan perpecahan, yang tidak dapat diterima di masyarakat multiras dan multiagama Singapura," kata Kementrian Dalam Negeri Singapura dalam pernyataannya melansir Antara, Rabu (18/5/2022).
Dalam pernyataan itu dijelaskan contoh bahwa UAS telah mengkhotbahkan bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina dan dianggap sebagai operasi syahid.
"Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal jin (roh/setan) kafir. Somad secara terbuka menyebut non Muslim sebagai kafir," katanya.
Baca Juga:Rekap SEA Games 2021: Vietnam Makin Teratas, Indonesia Tertahan di Urutan 5
Pihaknya menegaskan bahwa masuknya pengunjung asing ke wilayahnya tidak bisa secara otomatis. Setiap orang akan dinilai berdasarkan kepantasannya masing-masing, kasus per kasus.
"Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan berpura-pura untuk kunjungan sosial. Pemerintah Singapura memandang serius, siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan perpecahan," jelasnya.
Pihaknya memastikan bahwa UAS tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan.
UAS diwawancarai setelah ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama.
Baca Juga:Raih Emas di SEA Games 2021, Eki Febri Lega Sudah Bayar Tuntas Dendam di Filipina