SuaraSumut.id - Kejati Sumut menahan direktur PT ACR berinisial M terkait kasus dugaan korupsi kredit macet Bank BUMN di Medan.
Terkait hal tersebut, manajemen PT ACR pun buka suara. Mereka menilai Kejati Sumut terkesan memaksakan penahanan M dan mengabaikan fakta-fakta termasuk kronologi awalnya kasus itu.
Demikian dikatakan oleh Humas PT ACR, Andre Perdana, melansir Medanheadline.com--jaringan Suara.com, Kamis (21/07/2022).
"Kasus ini berawal dari jual beli tanah dari PT ACR kepada Canakya Suman sebesar Rp 45 miliar. Pembayaran dilakukan secara kredit oleh Canakya Suman kepada PT ACR," katanya.
Baca Juga:Tak Sudi Diputusin, Cewek Tewas Setengah Bugil di Kali Cikeas Ternyata Dibunuh Mantan Pacar
Namun, kata Andre, setelah empat kali cicilan, Canakya tidak sanggup meneruskan pembayaran. Agar dapat terus melakukan pembayaran, Canakya berusaha menjual tanah dengan cara mengkavling.
"Penjualan kavlingan berikut rencana bangunan, ternyata diminati banyak konsumen. Namun, Canakya terganjal faktor finansial untuk membangun perumahan," ujarnya.
Pihak Canakya lalu mendapat solusi dari pihak perbankan. Canakya akan mendapatkan kucuran dana dengan cara menggunakan nama PT ACR.
"Mengingat berbagai pertimbangan, akhirnya PT ACR memberikan surat kuasa menjual kepada Canakya. Surat Kuasa Menjual tertuang dalam akte Nomor 168 tanggal 27 Februari 2014 yang dikeluarkan oleh Notaris Elviera," katanya.
Canakya justru memanfaatkan kuasa jual untuk melakukan peminjaman ke BTN tanpa sepengetahuan PT ACR.
Baca Juga:VIDEO Pengakuan Billy Syahputra soal Mantan Terindah dengan HVK yang Diduga Hilda Vitria
"Pencairan pertama, Canakya melakukan pelunasan pinjamannya kepada PT Bank Sumut. Selanjutnya, pembayaran pinjaman terhadap PT ACR," jelasnya.