Gara-gara Tak Bisa Bahasa Inggris, Siswa 10 Tahun Luka-luka Dianiaya dan Ditelanjangi Teman-teman Sekolah

Seorang siswa laki-laki berusia 10 tahun menjadi korban perundungan siswa lainnya hanya gara-gara dia tak bisa bahasa Inggris.

Riki Chandra
Kamis, 15 September 2022 | 08:50 WIB
Gara-gara Tak Bisa Bahasa Inggris, Siswa 10 Tahun Luka-luka Dianiaya dan Ditelanjangi Teman-teman Sekolah
Siswa usia 10 tahun jadi korban perundungan hingga ditelanjangi. [Shin Min Daily News]

SuaraSumut.id - Seorang siswa laki-laki berusia 10 tahun menjadi korban perundungan siswa lainnya hanya gara-gara dia tak bisa bahasa Inggris. Peristiwa itu terjadi di sebuah sekolah internasional di Singapura.

Mengutip SuaraSumbar.id yang melansir Shin Min Daily News, Rabu (14/9/2022), tidak hanya dirundung, bocah itu juga dianiaya hingga mendapat luka-luka serius di sejumlah bagian tubuhnya.

Ibu anak laki-laki itu, Ma, seorang manajer bank berusia 40 tahun yang pindah ke Singapura dari China, membuat laporan polisi setelah insiden terakhir menyebabkan putranya mengalami luka di wajah.

Polisi mengkonfirmasi bahwa sebuah laporan telah diajukan dan penyelidikan sedang berlangsung.

Baca Juga:Tak Bisa Bahasa Inggris, Bocah Sekolah Ditelanjangi hingga Dianiaya Teman-temannya

Ma menceritakan kepada Shin Min bahwa dugaan intimidasi dimulai pada Agustus 2021.

Putranya — yang bersekolah di Canadian International School (CIS) — diejek oleh keempat siswa itu karena dia tidak bisa berbahasa Inggris.

Selanjutnya, pada Februari tahun ini, Ma menemukan goresan di punggung putranya.

Namun putranya menghentikan Ma untuk mengeluh ke sekolah.
Pada tanggal 3 Juni, teman sekelas yang mencakar putra Ma, mendorongnya ke dinding panjat yang menyebabkan dahinya bengkak.

Selanjutnya, pada 17 Agustus, teman sekelas yang sama membuat bocah itu tersandung, menyebabkan lutut dan sikunya terluka.

Baca Juga:Anak Doyan Lagu Ojo Dibandingke, Nia Ramadhani Syok: Padahal Sekolah Internasional

Setelah kejadian itu, Ma menerima surat elektronik penjelasan dari pihak sekolah. Setelah itu, orang tua teman sekelas juga meminta maaf.

Celana anak laki-laki itu juga diduga dilepas 10 kali.

"Pada hari itu, intimidasi terus berlanjut, dengan empat teman sekelas menarik celana putra saya setidaknya sepuluh kali," kata Ma.

Peristiwa ini terjadi di berbagai lokasi sekolah, antara lain ruang kelas, koridor, kantin, lapangan, dan pintu masuk toilet.

Ketika putra Ma bertanya mengapa anak laki-laki itu melakukan tindakan seperti itu, salah satu dari mereka terus meninju wajahnya berkali-kali selama sekitar tiga sampai lima menit, menyebabkan putra Ma berdarah.

Ma memutuskan untuk membuat laporan polisi setelah kejadian ini.

Dalam sebuah pernyataan kepada Shin Min (9 September), CIS mengatakan keselamatan dan kesejahteraan siswa mereka, baik fisik maupun psikologis, tetap menjadi prioritas utama sekolah.

CIS mengatakan bahwa sekolah tidak menoleransi intimidasi, dan akan menanggapi semua tuduhan tersebut dengan serius.

CIS menambahkan bahwa mereka memiliki prosedur dan peraturan untuk menangani insiden tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini