SuaraSumut.id - Masyarakat sudah akrab dengan penutup kepala seperti peci, kopiah dan songkok. Ketiganya merupakan tiga jenis topi penutup kepala buat laki-laki.
Meski memiliki fungsi yang sama, namun ketiganya memiliki sejarah yang berbeda-beda. Berikut ulasannya?
- Peci
Merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peci memiliki arti penutup kepala yang terbuat dari kain dan sebagainya.
Peci secara tampilan fisik berbentuk runcing di kedua ujungnya. Meski ada juga peci berbentuk elips dan kadang ada hiasan. Di Indonesia, peci juga diasosiasikan dengan gerakan nasionalis.
- Kopiah
Kopiah berasal dari bahasa Arab, yaitu kaffiyeh, keffeh, atau kufiya. Melansir dari berbagai sumber, kaffiyeh merupakan penutup kepala berbentuk segi empat dan terbuat dari kain katun.
Jika melihat secara fisik, kopiah berbentuk lonjong, pipih dan ujungnya biasanya berwarna hitam. Pada bagian luar jika disentuh sangat halus karena terbuat dari kain jenis beludru.
Biasanya kopiah tanpa motif dan memiliki warna polos. Kopiah kerap dipakai sejumlah tokoh di Timur Tengah seperti almarhum pejuang Palestina, Yasser Arafat.
Baca Juga:Titi Kamal Beri Syarat Buat Lucinta Luna yang Pengen Gabung Geng Cendol, Bisa Nari Jaipong
Kemudian kata kaffiyeh diserap dalam bahasa Melayu dan menjadi kopiah. Kopiah tercatat pernah digunakan pasukan khusus Majapahit. Hal ini dicatat dalam Hikayat Banjar yang ditulis pada (atau tidak lama setelah) tahun 1663.
- Songkok
Songkok dalam bahasa Inggris berarti skull cap. Artinya Skull bermakna batok kelapa dan cap yang berarti topi.
Namun, karena sulitnya pelafalan dan pengaruh penjajahan wilayah melayu yang dulunya sebagian besar dikuasai oleh inggris, istrilah skull cap berubah menjadi skol-kep lalu song-kep dan pada akhirnya benar-benar berubah menjadi songkok.
Saat ini songkok sudah mulai jarang digunakan pada saat ini dan akhirnya diganti dengan istilah peci.
Sumber: Blitz.Suara.com