Sempat Kontak Tembak, Anggota TNI Akhirnya Kuasai Markas OPM di Maybrat

Beruntung tidak ada korban jiwa akibat dari kontak senjata itu.

Suhardiman
Senin, 20 Mei 2024 | 15:15 WIB
Sempat Kontak Tembak, Anggota TNI Akhirnya Kuasai Markas OPM di Maybrat
Satgas Batalyon Infateri 133/Yudha Sakti saat mengusai markas OPM di Maybrat. [Antara]

SuaraSumut.id - Satgas Batalyon Infanteri 133/ Yudha Sakti berhasil menguasai gubuk yang diduga markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di hutan Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu 19 Mei 2024. Saat itu pasukan Yudha Sakti menggelar patroli, namun diadang dengan tembakan dari arah hutan. Beruntung tidak ada korban jiwa akibat dari kontak senjata itu.

Komandan Satgas Yonif 133/YS Letkol Inf Andhika Ganessakti mengatakan, anggotanya menguasai dan menduduki tempat persembunyian OPM. Selain itu, menemukan berbagai macam barang bukti.

"Saat patroli dijalankan, anggota kita menemukan indikasi keberadaan OPM dan melakukan pengejaran yang diikuti dengan kontak tembak. Anggota kita berhasil menguasai serta menduduki salah satu markas OPM," katanya melansir Antara, Senin (20/5/2024).

Petugas menemukan dua unit handphone android, lima unit handphone poliponik, satu baju bergambar free west Papua, satu HT, satu kotak munisi senapan angin dan lima buku bertuliskan mantra.

Kemudian satu charger HP, empat senter, dua topi, tiga gelang bergambar free west Papua, satu buah bendera bergambar free west Papua, dua baju loreng, puluhan anak panah, dua solar cell, satu kotak kawat las, alat-alat masak dan bahan makanan.

"Pasukan Yudha Sakti yang berjaga-jaga di wilayah Distrik Aifat Raya, terus melancarkan langkah-langkah proaktif mengamankan wilayah setempat dari berbagai macam gangguan OPM. Salah satu di antaranya melalui patroli di setiap jengkal tanah Maybrat," ujarnya.

Pihaknya intens melakukan patroli keamanan seusai beberapa kali OPM melancarkan serangan di wilayah Distrik Aifat Raya-Maybrat.

"Kita terus memastikan dan menjaga keamanan di wilayah Papua dengan sangat serius," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini