Hercules, Beruang Madu yang Tangan Diamputasi Dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser

Hercules merupakan beruang yang tangannya terpaksa diamputasi usai terkena jeratan.

Suhardiman
Kamis, 12 September 2024 | 11:00 WIB
Hercules, Beruang Madu yang Tangan Diamputasi Dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser
Ilustrasi beruang. [Shutterstocks]

SuaraSumut.id - Seekor beruang madu bernama Hercules dilepasliarkan ke Taman Nasional Gunung Leuser. Hercules merupakan beruang yang tangannya terpaksa diamputasi usai terkena jeratan.

Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumut Bresman Marpaung mengatakan, pelepasliaran Hercules dilakukan pada Senin 9 September 2024. Hercules dilepaskan usai kondisi kesehatannya cukup baik.

"Saat ini kondisi kesehatan dan behavior Hercules cukup baik. Salah satunya ditunjukkan dengan respons siap menyerang jika melihat manusia di sekitar kandangnya," katanya, Kamis (12/9/2024).

"Selain itu, memiliki kemampuan bertahan hidup serta keterampilan alami liar yang baik, ditunjukkan dengan kemampuan memanjat meskipun salah satu tangannya sudah diamputasi dan kemampuan membuka benda keras, seperti kelapa atau batang kayu," sambungnya.

Hercules merupakan beruang jantan berusia 20 tahun dan berat 68 kilogram. Beruang ini dirawat di Pusat Rehabilitasi Siamang, Owa dan Beruang Madu-Sumatran Rescue Alliance (SRA) Besitang, karena terkena jeratan.

Hercules diselamatkan dari perkebunan di Desa Mekar Makmur, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat. Saat itu, tangannya terluka parah akibat jerat sling.

"Atas pertimbangan dari dokter hewan terpaksa diamputasi. Tindakan itu dilakukan untuk menyelamatkannya dari disfungsi organ secara keseluruhan," ucapnya.

Beruang tersebut kemudian dievakuasi petugas. Hercules menjalani rangkaian proses pengobatan hingga akhirnya bisa untuk dilepasliarkan.

Sebelum melepasliarkan Hercules, pihaknya telah lebih dulu melakukan survei lokasi untuk memastikan keamanan Hercules. Pihaknya juga akan memantau pergerakan Hercules selama tiga bulan setelah dilepasliarkan.

"Sebelum pelepasliaran, dilakukan survei lokasi untuk memastikan kondisi lokasi pelepasliaran, seperti akses jalan, tata letak kandang, dan kemungkinan ancaman aktivitas manusia di sekitar lokasi pelepasliaran," jelasnya.

"Pasca lepas liar dilakukan monitoring, termasuk pemasangan kamera jebak untuk memantau pergerakan daya jelajah Hercules setidaknya selama kurun waktu tiga bulan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini