- Jangan ragu untuk melaporkan ke pihak berwajib jika menemukan indikasi kekerasan atau pelecehan seksual.
- Lingkungan pendidikan dan keagamaan harus memperketat pengawasan serta menyediakan jalur pengaduan yang aman bagi korban.
- Aparat penegak hukum menegaskan komitmen untuk memberantas kejahatan pencabulan dan mendorong korban untuk tidak takut melapor.
Pelaku pencabulan bisa berada di sekitar kita, sering kali adalah orang yang dipercaya.
Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan, memperkuat komunikasi dengan anak, dan tidak ragu mengambil tindakan hukum jika menemukan tanda-tanda pelecehan seksual.
Mengenali tanda-tanda bahaya pelaku cabul (predator seksual) sangat penting untuk melindungi anak.
Pelaku sering kali tidak menunjukkan ciri-ciri yang jelas secara fisik, tetapi ada pola perilaku yang bisa menjadi peringatan.
Berikut adalah tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
1. Terlalu Banyak Perhatian pada Anak
Pelaku sering kali berusaha membangun kedekatan dengan anak melalui perhatian berlebihan, seperti memberikan hadiah, pujian, atau waktu khusus tanpa alasan yang wajar.
Mereka mungkin mencoba menjadi "teman" atau "penutur rahasia" anak, terutama untuk memisahkan anak dari orang tua atau pengawas.
2. Melanggar Batasan Pribadi
Sering menyentuh anak secara fisik (misalnya, memeluk, menggendong, atau menyentuh area yang tidak perlu) meskipun anak terlihat tidak nyaman.
Mengabaikan batasan privasi, seperti masuk ke kamar anak tanpa mengetuk atau berada di dekat anak saat berganti pakaian.
3. Mencari Kesempatan untuk Berdua dengan Anak
Pelaku sering mencoba menciptakan situasi di mana mereka bisa sendirian dengan anak, seperti menawarkan untuk menjemput, mengasuh, atau mengajak anak ke tempat tertutup.