Pencarian 2 Penumpang Mobil Jatuh ke Jurang di Sumut Dihentikan

Proses pencarian dilakukan melalui penyisiran aliran sungai, scouting darat, hingga pemantauan dengan bantuan drone thermal.

Suhardiman
Kamis, 01 Mei 2025 | 12:58 WIB
Pencarian 2 Penumpang Mobil Jatuh ke Jurang di Sumut Dihentikan
Pencarian 2 Penumpang Mobil Jatuh ke Jurang di Sumut Dihentikan. [dok Basarnas Medan]

SuaraSumut.id - Pencarian dua penumpang mobil Avanza yang jatuh ke jurang di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara (Sumut), resmi dihentikan.

Kepala Kantor Basarnas Medan, Hery Marantika mengatakan, penghentian dilakukan setelah dilakukan operasi pencarian selama tujuh hari.

Selain itu, penutupan operasi ini telah sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP).

"Setelah tujuh hari, pelaksanaan operasi pencarian terhadap dua penumpang mobil resmi ditutup," kata Hery dalam keterangan yang diterima SuaraSumut.id, Kamis 1 Mei 2025.

Hery mengatakan tim gabungan telah berupaya maksimal selama masa pencarian.

Proses pencarian dilakukan melalui penyisiran aliran sungai, scouting darat, hingga pemantauan dengan bantuan drone thermal.

"Kami telah berupaya maksimal dengan melibatkan berbagai potensi SAR, menyisir aliran sungai, pencarian dengan scouting darat, dan melakukan pemantauan menggunakan drone thermal. Namun sampai hari terakhir, kedua korban belum ditemukan. Dengan berat hati, kami menyatakan operasi SAR ditutup, dan akan dilanjutkan dengan pemantauan," ujar Hery.

Pencarian 2 Penumpang Mobil Jatuh ke Jurang di Sumut Dihentikan. [dok Basarnas Medan]
Pencarian 2 Penumpang Mobil Jatuh ke Jurang di Sumut Dihentikan. [dok Basarnas Medan]

Hery menyampaikan duka cita atas kejadian tersebut. Dirinya juga turut mengucapkan permohonan maaf lantaran belum bisa menemukan para korban.

"Kami atas nama keluarga besar Basarnas Medan turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kami memahami betapa besar harapan keluarga, dan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila upaya kami belum mampu memenuhi harapan tersebut," ungkapnya.

Meskipun operasi SAR resmi ditutup, pihaknya tetap membuka komunikasi dan koordinasi apabila terdapat informasi atau perkembangan baru di kemudian hari.

Untuk diketahui, peristiwa itu terjadi di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jahe, Pakpak Bharat, pada Rabu 23 April 2025.

Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) itu diduga disebabkan selip ban. Mobil pun terjun ke jurang sedalam lebih kurang 70 meter yang di bawahnya terdapat sungai dan airnya mengalir deras.

Berdasarkan data Basarnas Medan, ada tiga orang penumpang yang hilang, yakni Heri (50), Gigi (40) dan Zuato Balkiah (37).

Dalam proses pencarian korban, Basarnas mengaku mengalami kendala, seperti arus sungai yang cukup serta area bibir sungai yang licin.

Setelah dilakukan proses pencarian, salah satu korban akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Minggu 27 April 2025.

"Satu dari tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 09.30 WIB. Korban ditemukan sekitar 10 kilometer dari lokasi kendaraan terjatuh menuju hilir," kata Hery Marantika.

Sebelumnya, pada pencarian hari ketiga, tim SAR gabungan menemukan serpihan mobil dan barang-barang diduga milik para korban.

"Tim SAR gabungan menemukan serpihan mobil serta barang-barang pribadi, seperti tas, rokok, dan sendal yang diduga kuat milik korban," ucap Hery.

"Temuan ini menjadi pentunjuk baru dan sangat penting dilokasi pencarian untuk melanjutkan operasi dengan lebih terfokus," lanjut Hery.

Hery mengatakan bahwa serpihan kendaraan dan beberapa barang pribadi itu ditemukan di Pantai Sikelang Subulussalam, berjarak sekitar 8 km dari lokasi kejadian.

Berkendara di daerah jurang memiliki bahaya yang signifikan karena kondisi geografis dan lingkungan yang ekstrem. Berikut adalah bahaya utama yang perlu diwaspadai.

- Jalan Sempit dan Berliku: Lebar jalan sering terbatas, dengan tikungan tajam yang mengurangi visibilitas, meningkatkan risiko tabrakan atau keluar jalur.

- Tebing dan Jurang Curam: Tidak adanya pembatas jalan atau pagar yang memadai membuat kendaraan berisiko jatuh jika kehilangan kendali.

- Longsor dan Jatuhan Batu: Curah hujan atau getaran dapat memicu longsor tanah atau batu, menghalangi jalan atau merusak kendaraan.

- Permukaan Jalan Licin: Jalan di daerah jurang sering basah akibat hujan atau kabut, menyebabkan ban kehilangan traksi.

- Kabut Tebal: Visibilitas bisa turun drastis, menyulitkan pengemudi melihat rintangan atau kendaraan lain.

- Kondisi Cuaca Ekstrem: Hujan lebat, angin kencang, atau badai meningkatkan risiko kecelakaan.

- Kelelahan Pengemudi: Jalan yang menuntut konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kelelahan, mengurangi reaksi cepat.

- Minimnya Penerangan: Di malam hari, kurangnya lampu jalan memperbesar risiko kecelakaan, terutama di tikungan.

- Hewan Liar atau Rintangan Tak Terduga: Hewan melintas atau puing di jalan bisa memaksa manuver mendadak.

- Keterbatasan Akses Bantuan: Jika terjadi kecelakaan, lokasi terpencil menyulitkan evakuasi atau bantuan medis cepat.

Mitigasi Singkat

1. Pastikan mobil dalam kondisi prima (rem, ban, wiper).

2. Berkendara dengan kecepatan rendah dan jaga jarak aman.

3. Hindari berkendara malam atau saat cuaca buruk.

4. Siapkan peralatan darurat dan alat komunikasi.

5. Pelajari Rute, cek peta atau informasi rute sebelumnya untuk tahu titik rawan (tikungan, jalan rusak).

6. Jika memungkinkan, gunakan GPS atau aplikasi navigasi yang mendukung daerah terpencil.

7. Jaga kondisi fisik, istirahat cukup sebelum berkendara untuk hindari kelelahan.

8. Berhenti secara berkala di tempat aman untuk relaksasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini