- Palmex Medan 2025 digelar pada 7–9 Oktober 2025 di Santika Dyandra Premiere & Convention Hotel, Medan.
- Pameran ini menghadirkan lebih dari 250 peserta dari berbagai negara dengan fokus pada inovasi teknologi dan keberlanjutan industri kelapa sawit.
- Kadin Sumut menegaskan pentingnya praktik sawit berkelanjutan untuk mendukung target net zero carbon dan pertumbuhan ekonomi daerah.
SuaraSumut.id - Pameran industri kelapa sawit terbesar di Asia Tenggara berlangsung pada 7-9 Oktober 2025 di Santika Dyandra Premiere & Convention Hotel, Medan.
Palmex Medan 2025 edisi ke-15 mengangkat tema "Technology. Traceability. Transformation: Future-Proofing Palm Oil in North Sumatra".
Acara ini mempertemukan lebih dari 250 peserta pameran dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Jerman, India, Korea, Cina, dan sekitarnya, menampilkan inovasi mutakhir untuk rantai nilai minyak sawit global.
Pameran ini berfungsi sebagai platform yang dinamis bagi penyedia teknologi, pemilik perkebunan, penyulingan, dan pemangku kepentingan industri untuk berjejaring, bertukar wawasan, dan mengeksplorasi peluang bisnis baru.
"Melalui Palmex Medan 2025, kami bertujuan untuk memperkuat kemitraan dan menyoroti gelombang teknologi berikutnya, khususnya solusi AI dan Industri 5.0 yang akan membantu industri kelapa sawit Sumatera Utara mencapai efisiensi yang lebih besar, memperluas kapasitas produksi, dan mengadopsi praktik berkelanjutan untuk tetap kompetitif secara global," kata Kenny Yong, Group CEO Fireworks Trade Media, Selasa 7 Oktober 2025.
Ketua Kadin Sumut, Firsal Dida Mutyara mengatakan, sektor kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi pergerakan perekonomian Indonesia, khususnya di Sumut.
Oleh karena itu, dukungan terhadap pengembangan sawit yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial menjadi sangat penting.
"Kami yakin sektor perkebunan kelapa sawit penggerak utama ekonomi Indonesia, terutama di Sumut. Praktik yang lebih berkelanjutan perlu didukung agar target pemerintah menuju net zero carbon dapat tercapai," ujarnya.
Data tahun 2023 menunjukkan bahwa Sumatera Utara menempati posisi keempat penghasil kelapa sawit yang mencapai 5,02 juta ton, atau sekitar 10,7% dari total produksi nasional.
Posisi teratas ditempati Riau 8,79 juta ton, Kalimantan Tengah 8,55 juta ton, dan Kalimantan Barat 5,29 juta ton.
Menurut Firsal, pameran ini menjadi wadah penting bagi pelaku industri untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inovasi di sektor kelapa sawit.
"Kami sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh panitia PALMEX Medan 2025 untuk mempromosikan dan mengembangkan industri ini. Kami berharap PALMEX Medan 2025 yang ke-15 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kinerja industri kelapa sawit di Sumut dan Indonesia secara keseluruhan. Kami siap mendukung dan bekerja sama dengan semua pihak untuk mencapai tujuan tersebut," katanya.