Scroll untuk membaca artikel
Husna Rahmayunita
Rabu, 15 Juli 2020 | 09:18 WIB
Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada dalam perangkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat setelah disuntik obat bius di Korong Surantiah Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (13/7/2020). [Antara/Muhammad Arif Pribadi]

SuaraSumut.id - Warga Korong Suratih Koyor Buruak, Nagari Lubung Alung, Kecamataan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman hingga kekinian masih diliputi rasa cemas akibat ancaman harimau sumatera.

Pasalnya, warga menduga masih ada harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masih berkeliaran di permukiman.

Meski sebelumnya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) telah menangkap seekor harimau sumatera, Senin (13/7/2020).

Dikutip dari Padangkita.com -- jaringan Suara.com, Rabu (15/7), Wali Korong Surantih Koto Buruak, Nasril mencurigai kemungkinan tidak hanya ada satu ekor harimau sumatera yang mengancam wilayahnya.

Baca Juga: Diduga Edarkan Barang Haram, Oknum Mahasiswi di Takalar Diringkus

Sebab, terang dia, sebagian warga meyakini ciri-ciri harimau yang telah diamankan berbeda dengan binatang buas sebelumnya.

"Kami menduga harimaunya tidak satu. Untuk itu kami mengimbau kepada warga tetap waspada, apalagi terhadap ternak,” ujarnya saat dihubungi Padangkita.com.

Nasril bahkan menduga harimau tersebut berasal dari kawasan hutan lain.

 “Harimaunya beda, belangnya beda dari yang pernah dilihat warga di hutan, mungkin ini bukan harimau asli sini,” kata dia.

Menurut Nasril, peristiwa harimau berkeliaran hingga memangsa ternak warga baru kali pertama terjadi di wilayah Korong Surantih Koto Buruak yang memang langsung berbatasan dengan hutan.

Baca Juga: Objek Wisata Ceking Dipasangi Cermin, Diduga Buntut Protes Pemilik Lahan

Akibat kejadian itu, kata Nasril, hingga kekinian warga melakukan patroli untuk memantau hewan ternak mereka. Mengingat sebelumnya  harimau sumatera memangsa tujuh ekor ternak milik warga.

Pihaknya juga mengimbau warga  agar tidak berjalan sendirian saat malam hari.

“Bagi pemuda-pemuda kita kerahkan untuk berjalan bersama-sama pada malam hari untuk melihat ternak yang jauh dari rumah. Tapi tetap ramai-ramai, minimal tiga orang," jelas Nasril.

Nasril pun berharap, tidak ada lagi harimau yang menyasar permukiman. Sebab, akibat ulah binatang buas tersebut, aktivitas warga di luar rumah menjadi terbatas hingga takut ke ladang.

Selain itu, warga juga harus mengamankan hewan ternak mereka seperti dengan memasang penerangan dan memperbaiki kandang supaya lebih mudah dipantau.

Bahkan, Nasril menerangkan, sebagian warga terpaksa membawa hewan ternak ke rumah masing-masing supaya aman dari incaran harimau.

Load More