SuaraSumut.id - Oknum kepala sekolah SD di Medan yang dituding punya kelainan seksual dan didemo sejumlah orang tua murid angkat bicara. Kepala sekolah berinisial JS membantah tuduhan tersebut.
"Mereka melakukan tindakan yang salah tapi merasa benar terhadap semua tuduhan mereka itu, termasuk hari ini," kata JS, Rabu (23/12/2020).
Ia mengatakan, aksi demo itu bukan pertama kali dilakukan. Pasalnya, aksi demo serupa pernah dilakukan dengan mengerahkan 100 orang mahasiswa.
"Apa hubungannya mahasiswa dengan sekolah ini," ujarnya.
JS mengaku, aksi yang dilakukan orang tua murid dan sejumlah guru di sekolah itu tidak terlepas dari kepentingan tertentu. Ia menduga ada yang menginginkan dirinya segera pergi dari sekolah dan agar tidak betah.
"Menurut saya pribadi, dari hati kecilku yang paling dalam, mereka jadikan, orang tadi itu sudah merencanakan jauh-jauh hari," ungkapnya.
Ditanya tudingan orang tua murid soal kedekatannya dengan Z, ia mengaku jika yang bersangkutan pernah melamar kerja sebagai Tata Usaha. Namun karena posisi tersebut sudah terisi, maka lamaran Z ditolak.
Ia menyebut, karena Z merupakan sopir taksi online, sehingga sering dipanggil untuk mengantarkan murid-murid dan saat kegiatan luar sekolah.
"Menurut pemikiran saya, dia punya have something sama saya, tapi karena tidak bersambut maka dia tulis di facebook kalau saya LGBT. Saya punya anak dan istri, mana ada LGBT tapi anak saya sudah tiga orang," bebernya.
Baca Juga: Libur Nataru, Jam Operasional Mal dan Tempat Hiburan di Medan Dibatasi
JS mengatakan, postingan itu dibubuhi dengan keterangan provokasi terhadap para orang tua murid dengan tulisan "jangan mau didik oleh kepala sekolah yang LGBT".
Postingan itu lalu di tag ke semua orang tua siswa dan dijadikan alasan untuk mendesaknya mundur dari sekolah.
"Mereka jadikan modus dengan mempertanyakan kenapa saya tidak melapor ke polisi. Saya jawab, kalau saya laporkan ke polisi, menang jadi arang kalah jadi abu. Ajaran agama saya mengajarkan, sudahlah, sejauh memang nyawa saya tidak terancam, kan itu cuma pencemaran nama baik," ungkapnya.
Akui membuat surat pengunduran diri
JS membenarkan jika dirinya pernah membuat surat pengunduran diri sebagai kepala sekolah dengan nomor 134/421/VI/2020 yang ditujukan pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan.
Namun, kata JS, surat pengunduran diri dibuat dengan kondisi tertekan oleh orang tua murid dan sejumlah guru yang mendemonya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Dirut hingga Jajaran Direksi Bank Mandiri Pastikan Langsung Bantuan di Sumatera
-
4 Warna Lipstik yang Terbukti Membuat Wajah Cerah Seketika
-
Pilihan Warna Lipstik yang Membuat Wanita Usia 40 Tahun Tampak Elegan dan Awet Muda
-
5 Lipstik Merah yang Bikin Gigi Tampak Lebih Putih Tanpa Perawatan Mahal
-
6 Tips Memilih Sepatu Gunung untuk Pemula