SuaraSumut.id - Ketua Forum Umat Islam (FUI) Sumatera Utara Ustaz Indra Suheri mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan tim advokasi terkait dengan diamankannya 6 anggota FUI oleh polisi terkait kisruh kuda kepang di Medan.
"Yang real saya lihat dari jam 10 malam sampai jam 7 pagi, ada 6 orang warga FUI (diamankan polisi), cuma laporan kata pengacara ada 8 orang (anggota FUI) terlapor," ujarnya kepada wartawan SuaraSumut.id, Sabtu (10/4/2021) sore.
Ia mengatakan dari 6 orang tersebut yang diamankan polisi, di antaranya Komandan FUI merangkap Kepling bernama Saiin dan juga Ketua FUI Medan Ustadz Nursarianto.
Rangkaian penangkapan terhadap 6 orang anggota FUI Sumut tersebut berlangsung sejak Jumat (9/4/2021) dini hari hingga sore.
"Kita yakin polisi bekerja sesuai SOP yang ada, selama ini kita bermitra untuk menciptakan suasana kondusifitas dengan menciptakan kepastian hukum di tengah masyarakat," katanya.
Indra mengaku laporannya pihaknya yang juga dianiaya oleh sejumlah orang sampai saat ini belum diproses.
"Laporan hari Senin (5/4/2021) kemarin, saya belum dengar proses perkembangannya," katanya.
FUI Sumut minta maaf
Dalam kesempatan itu, Ustaz Indra Suheri juga mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat, atas kericuhan ini.
"Sekaligus ini juga bagi saudara-saudara yang berasal dari Jawa, saya menyampaikan permohonan maaf ini sebuah kekeliruan yang tidak terkoordinir," kata Indra.
Ia memastikan tidak ada agenda FUI untuk membubarkan jaran kepang yang merupakan kebudayaan Indonesia.
"Dipastikan tidak ada agenda itu. Pak Saain selaku Kepling spontan, di saat yang sama ada warga FUI," jelasnya.
Menurut Ustaz Indra, FUI itu metode perjuangannya, visi dan misinya mengedepankan semangat perjuangan, berdasarkan bingkai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945
"Artinya FUI sebagai Ormas Islam, itu harus mengedepankan 4 pilar prinsip kebangsaan itu dalam menyikapi semua masalah yang ada," ungkapnya.
"Jadi tudingan pembubaran (jaran kepang) sangat bertentangan dengan prinsip FUI bila ada seni budaya ini terkesan diganggu," sambungnya.
Prinsip FUI dalam kebhinekaan tidak bisa ditawar-tawar. Sangat kontraproduktif kalau ada framing-framing yang menyatakan FUI tidak menerima kebhinekaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Kayu Besar Hancurkan Asrama, Dukungan Kementerian PU Pulihkan Senyum di Darul Mukhlisin
-
Bertaruh Rindu di Tengah Lumpur, Perjuangan Petugas yang Tak Pulang Demi Akses Warga Aceh Tamiang
-
Telkomsel dan Kementerian Komdigi Perkuat Bantuan Kemanusiaan untuk Masyarakat Aceh
-
Kementerian PU Kerja Siang-Malam Bersihkan Jalan dan Akses Warga di Aceh Tamiang Pascabencana
-
Jalan Nasional di Aceh Tamiang Akhirnya Berfungsi Lagi, Kementerian PU Optimis Kondisi Segera Pulih