SuaraSumut.id - Mendengar nama Masjid Raya Kota Medan, tentunya tidak akan bisa dilepaskan dari Masjid Raya Al-Mashun. Tempat peribadatan bagi Kaum Muslim di Kota Medan tersebut, telah menjadi ikon yang kini tidak bisa terpisahkan dengan ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Masjid Al-Mashun sendiri merupakan masjid tertua yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Nomor 61, Kota Medan.
Bangunan masjid tersebut dimulai pembangunannya pada Tahun 1906 dan selesai 1909. Pada awal pendirian, masjid ini menyatu dengan kompleks Istana Kesultanan Deli.
Gaya arsitektur masjid ini juga cukup unik, karena memadukan antara khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Bangunan masjid tersebut berbentuk segi delapan dan memiliki sayap pada bagian selatan, timur, utara dan barat.
Baca Juga: Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari jadi Sentra Vaksin Lintas Agama di Jakbar
Namun, siapa sangka Masjid Raya Medan ini merupakan saksi sejarah Kaum Melayu Deli yang merupakan penguasa dari Kesultanan Deli.
Adalah Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam, yang memimpin Kesultanan Deli, memulai pemabangunan masjid tersebut pada 21 Agustus 1906.
Sultan Ma'mun sengaja membangun masjid kerajaan dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun.
Pun anggaran yang dikeluarkan tidak sedikit, kala itu anggaran yang dihabiskan mencapai 1 juta Gulden. Dari total biaya pembangunan masjid itu disebut-sebut ditanggung Sultan Ma'mun. Namun, konon Tjong A Fie, tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa pada masa itu turut berkontribusi mendanainya.
Dirancang Arsitek Belanda
Baca Juga: Terkuak di Sidang, Alex Noerdin Disebut Terima Duit Rp2,4 M dari Masjid Raya Sriwijaya
Awalnya, masjid dirancang oleh arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang Istana Maimun, tetapi prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman.
Bahan bangunannya pun banyak diimpor dari luar negeri, seperti marmer, kaca patri dan lampu gantung. Denah bangunan berbentuk pesegi panjang tersebut menghasilkan ruang bagian dalam yang unik, tidak seperti masjid pada umunya.
Selain itu, empat penjuru masjid masing-masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid.
Masing-masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.
Bangunan masjid yang terdiri dari dua bangunan ruang utama, tempat wudhu, gerbang masuk, dan menara. Ruang utama, tempat salat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi.
Jendela-jendela yang mengelilingi pintu terbuat dari kayu dengan kaca patri. Seluruh ornamentasi di dalam masjid baik dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang penuh dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan, di depan masing-masing beranda terdapat tangga.
Kemudian segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan empat gang pada keempat sisinya yang mengelilingi ruang salat utama.
Setiap gang memiliki deretan jendela tidak berdaun dan berbentuk lengkungan-lengkungan yang berdiri di atas balok. Bagian beranda maupun lengkungan-lengkungan yang ada di bangunan masjid mengingatkan desain bangunan Kerajaan Islam di Spanyol pada Abad Pertengahan.
Sedangkan, Kubah Masjid mengikuti model Turki, dengan bentuk yang patah segi delapan. Bentuk kubah mengingatkan kita pada Masjid Raya Banda Aceh.
Pada bagian dalam bagian masjid, terdapat 8 pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi untuk menyangga kubah utama pada bagian tengah. Adapun mihrab terbuat dari marmer dengan atap kubah runcing.
Gerbang masjid dibuat berbentuk bujur sangkar beratap datar. Sedangkan, menara masjid berhias paduan antara Mesir, Iran dan Arab.
Sampai saat ini, Masjid Raya Medan masih terjaga keaslian bangunannya sehingga ditetapkan sebagai warisan cagar budaya.
Bagi kamu yang sedang berlibur ke Medan, jangan lewatkan untuk berkunjung ke Masjid Raya Medan ini. tempat ini cocok buat kamu yang tertarik belajar sejarah, kamu dapat mengali lebih dalam sejarah tentang masjid ini. [Elisa Naomi Hutapea]
Berita Terkait
-
Pendidikan dan Umur Clara Wirianda, Jadi Perbincangan Usai Digosipkan dengan Bobby Nasution
-
Bobby Nasution Cuti Pilgub Sumut 2024, Aulia Rachman Ditunjuk Jadi Plt Wali Kota Medan
-
Buka Turnamen Sepak Bola Korpri Se-Sumut, Bobby Nasution Disambut Meriah Masyarakat Samosir
-
Panen Raya Padi di Persawahan Mabar Hilir, Bobby Nasution Ingin Sektor Pertanian Berkembang
-
Sebagai Garda Terdepan, Kahiyang Ayu Minta Seluruh Kader Dasawisma Kompak
Tag
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Pemenuhan Hak Asuh Anak Belum Jadi Prioritas Calon Kepala Daerah di Pilkada 2024
-
Kabar Baik dari Mendag Budi Santoso, Harga Minyakita Turun Pekan Ini
-
Oknum ASN Rudapaksa Pelajar SMP hingga Hamil di Padangsidimpuan
-
Ribuan Warga Terdampak Banjir Bandang Tapanuli Selatan
-
H-2 Pencoblosan, Elektabilitas Bobby-Surya Unggul Jauh di Pilgub Sumut 2024