SuaraSumut.id - Adanya siswa Sekolah Dasar (SD) yang diturunkan kelasnya diduga terkait dengan Pemilihan Kepala Desa di Tapanuli Utara (Taput) dibantah dan tidak benar adanya.
Namun, ada fakta baru yang terungkap. Ada siswa kelas VI yang masih belum lancar membaca, menulis dan berhitung. Hal ini membuat Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan merasa terpukul.
Nikson memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Taput Bontor Hutasoit untuk melakukan ekstrakurikuler bagi siswa yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung (calistung).
"Saya sudah perintahkan agar dipersiapkan surat Instruksi Bupati kepada seluruh Kepala Sekolah Dasar di Taput untuk melakukan ekstrakurikuler terhadap murid yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung," kata Nikson, Kamis (18/11/2021).
Nikson mengaku hal itu dilakukan agar tidak lagi terjadi anak kelas IV dan kelas VI belajar bersama dengan anak kelas II karena beli agar lancar membaca, menulis dan berhitung.
Meski niat dan tujuan Kepala Sekolah SD Batu Arimo, Kecamatan Parmonangan Taput baik, tetapi ia tidak mau kedepan hal itu dilakukan lagi.
"Kebijakan yang dilakukan Kepala Sekolah itu tidak dibenarkan. Seharusnya jika ada murid kelas IV sampai kelas VI belum lancar yang dilakukan Kepala Sekolah adalah melakukan pembelajaran khusus (ekstra kulikuler)," paparnya.
Dengan menggabungkan para siswa dapat mengganggu mental si anak yang belum lancar membaca, menulis dan berhitung. Apalagi harus belajar dengan adik kelasnya.
"Bisa kita bayangkan, bagaimana pandangan anak kelas dua terhadap anak kelas enam tidak lancar membaca, menulis dan berhitung. Bisa jadi ejekan anak di bawah kelasnya," katanya.
Baca Juga: Usai Persis Solo Kalah di Derby Mataram, Kaesang Pangarep Beri Komentar Menohok
Periksa Kepala Sekolah dan Guru
Sementara itu, Polres Taput memeriksa Juniati Sihotang, Kepala Sekolah SDN 173377. Selain itu, ada empat orang lainnya yang juga diperiksa.
"Kita sudah memeriksa lima orang, yaitu kepala sekolah, dua guru dan dua orang siswa," kata Kasubbag Humas Polres Taput, Aiptu Walpon Barimbang.
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa status siswa itu bukan turun kelas, tapi tetap kelas VI dan kelas IV. Bahkan, tak hanya dua orang saja, melainkan ada delapan siswa.
"Niat sekolah hanya ingin menyamakan mereka belajar membaca dan menulis karena tahapan untuk fokus membaca dan menulis di sekolah Dasar itu di kelas I dan II," katanya.
Soal siswa kelas IV dan VI yang belajar dengan siswa kelas II, kepala sekolah dan para guru sebelumnya telah melakukan pembahasan dan telah disepakati. Dari delapn siswa di sekolah itu yang masih kurang mampu membaca dan menulis, diantaranya satu siswa kelas VI dan tujuh siswa kelas IV.
Berita Terkait
-
Dekan FISIP Unri Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi
-
Intip Spesifikasi Realme C25Y, Meluncur di Indonesia 24 November
-
Usai Persis Solo Kalah di Derby Mataram, Kaesang Pangarep Beri Komentar Menohok
-
Soal Siswa SD Turun Kelas di Taput, Nikson Nababan: Tidak Benar Itu
-
Siswa di Taput Turun Kelas Gegara Ortu Tak Pilih Suami Kepsek Jadi Kades
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pertamina Bersihkan Puskesmas Rantau di Aceh untuk Pulihkan Layanan Kesehatan Masyarakat
-
Lokasi SIM Keliling Medan Pekan Ini, Lengkap dengan Syarat dan Jam Operasionalnya
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional