Scroll untuk membaca artikel
Suhardiman
Rabu, 08 Juni 2022 | 12:38 WIB
Sapi terserang PMK di Riau [Antara]

SuaraSumut.id - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah mencatat, dalam sebulan ada 15 ekor anak sapi terdampak penyakit mulut dan kuku (PMK) mati.

"Anak sapi mati karena kurang mengkonsumsi susu dari induknya yang terkena PMK. Jadi bukan mati terkena PMK," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah Lalu Taufikurahman, melansir Antara, Rabu (8/6/2022).

Sementara untuk sapi yang terkena wabah PMK sampai saat ini tidak ada yang mati. Namun demikian, ada yang dipotong paksa oleh para peternak sendiri.

Kasus PMK di Lombok Tengah saat ini masuk gelombang kedua. Pasalnya, kasusnya terus meningkat mencapai 4.800 ekor, namun telah sembuh sebanyak 2.456 ekor.

Baca Juga: Jual Lontong Sayur hingga Burger, Rohimah Tak Mau Dianggap Cacat

"Tinggal 49 persen yang masih sakit dan sedang dalam proses pengobatan," katanya.

Ia mengaku, obat untuk mencegah wabah PMK masih langka, sehingga pihaknya melakukan pengobatan dengan herbal seperti dari gula merah, kunyit, dan daun kelor, untuk diberikan kepada ternak yang sakit.

Dirinya berharap masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan PMK bagi ternak sapi yang terjangkit dan menyemprotkan disinfektan untuk sterilisasi kandang ternak.

"Obat herbal juga cukup membantu dalam penyembuhan ternak sapi yang terkena wabah PMK," katanya.

Sebelumnya, pemerintah daerah telah melakukan perpanjangan penutupan pasar hewan hingga 20 Juni 2022.

Baca Juga: Dukung Presidensi G20, SDM Komunikasi Publik Perlu Cakap Menyusun Strategi Komunikasi

"Awal bulan ini pasar hewan itu akan kita buka, namun kondisi kasus terus meningkat, sehingga masih ditutup sementara," tukasnya.

Load More