SuaraSumut.id - Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh mencatat sampai hari ini sebanyak 19.830 ekor ternak sapi dan kerbau di provinsi Aceh terinfeksi penyakit mulut dan kuku atau PMK.
"Sebaran penyakit mulut dan kuku di Aceh sudah mencapai 19.830 ekor," kata Kepala Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Rahmandi, di Banda Aceh, Kamis (9/6/2022).
Rahmandi menyebutkan, dari jumlah 19.830 yang terinfeksi itu di antaranya 108 ekor mati, 20 ekor harus dilakukan pemotongan paksa dan 7.675 ekor sudah sembuh dari gejala klinis penyakit tersebut.
Rahmandi merincikan, adapun sebaran wabah PMK tersebut tertinggi di Kabupaten Aceh Tamiang yakni mencapai 8.463 terinfeksi, di antaranya 70 mati, dua potong paksa dan 4.641 sembuh.
Selanjutnya, ternak sapi dan kerbau dari kabupaten/kota lainnya yang sudah terinfeksi yakni Kota Langsa 1.645 ekor, Aceh Timur 720 ekor, Bireuen 1.628 ekor, Aceh Besar 2.218 ekor, Aceh Utara 3.956 ekor.
Kemudian, lanjut Rahmandi, di Kabupaten Pidie Jaya 42 ekor, Kota Lhokseumawe 241 ekor, Pidie 27 ekor, Aceh Barat 644 ekor, Aceh Jaya 102 ekor, Kota Sabang 11 ekor, Kota Banda Aceh 36 ekor, Gayo Lues enam ekor, dan Aceh Barat Daya 91 ekor.
"Sementara untuk ternak di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, dan Simeulue belum terpapar," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Rahmandi menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran wabah PMK ini mulai dari membuat posko, adanya gugus tugas di setiap kabupaten/kota, crisis centre dan terus melaksanakan rapat koordinasi.
Kemudian, kata Rahmandi, pembatasan lalu lintas ternak, koordinasi satgas pangan, dan dengan instansi lain seperti perhubungan hingga syahbandar, serta penutupan pasar ternak di daerah terpapar wabah.
Baca Juga: Kementan Pastikan 3 Juta Dosis Vaksin PMK Akan Datang Pekan Depan
Selain itu, pemerintah juga melakukan pendistribusian obat antipiretik, analgesik, vitamin dan lainnya secara bertahap, untuk tahap pertama sudah selesai dilakukan.
"Kita juga terus memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan hewan medik dan paramedik, tenaga inseminator dan PKB, pejabat otovet kabupaten/kota dan peternak," demikian Rahmandi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Heboh Rumah Terduga Bandar Narkoba Dibakar Emak-emak di Mandailing Natal
-
Festival Semarak Pergantian Tahun 2025 di Medan Dibatalkan
-
Operasi Lilin Toba 2025 di Sumut Dimulai 20 Desember
-
Hunian Sementara untuk Korban Banjir di Aceh Mulai Dibangun
-
Para Petinggi Bank Mandiri Salurkan Bantuan bagi Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera