Suhardiman
Sabtu, 20 Agustus 2022 | 14:19 WIB
Ilustrasi SPBU. [Shutterstock]

SuaraSumut.id - Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar pada pekan depan.

Lantas bagaimana tanggapan masyarakat, khususnya driver ojek online (ojol) maupun sopir truk di Medan dengan kabar kenaikan ini?

Salah seorang driver ojol Baini (30) mengatakan, kenaikan BBM otomatis membuat pengeluaran semakin membengkak.

"Di tengah situasi sulit seperti saat ini kenaikan BBM hanya bikin makin susah saja," katanya, Sabtu (20/8/2022).

Baini mengaku menghabiskan Rp 10 ribu untuk membeli bensin per harinya.

"Kalaulah naik, otomatis pengeluaran per hari jadi bertambah. Masalahnya, pendapatan harian gak naik, sekarang kita tahukan pendapatan ojol gak kayak dulu," ungkapnya.

"Sekarang lebih sulit mencari penumpang, kadang sepi, kadang gacor, gak tentu, tapi lebih banyak sepinya," sambungnya.

Oleh karena itu, Baini berharap agar pemerintah tetap memberikan subsidi BBM yang sangat dibutuhkan orang banyak.

"Belum lagi kebutuhan pokok terkerek naik juga karena BBM naik, makin susah jadinya kan," kesalnya.

Baca Juga: KPK Tangkap Rektor dan Pejabat Kampus Unila di Bandung

Hal senada juga disampaikan Dody, salah seorang sopir truk logistik Medan-Aceh. Dirinya berharap pemerintah tetap membantu subsidi BBM, khususnya solar.

"BBM naik, otomatis biaya antar barang jadi naik juga. Ya harga-harga pun jadi naik, kasihan masyarakat kecil," katanya.

Menurut Dody, hal yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengawasi penyaluran BBM jenis solar di SPBU.

"Di SPBU banyak mobil mewah antre bersama truk demi mendapat solar yang harganya murah," katanya.

"Kadang di situ hilang rasa keadilan, dia mobil mewah harusnya pakai Dexlite mau antre panjang-panjang demi dapat solar. Pas giliran kami mau isi habis solar. Kadang kesal kali, sudah antre lama, habis," sambungnya.

Daya beli masyarakat ikut terpukul

Load More