SuaraSumut.id - Gangguan ginjal akut atipikal progresif dinilai dapat berdampak jangka panjang pada masa tua.
Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis anak konsultan Nefrologi Cahyani Gita Ambarsari melansir Antara, Selasa (25/10/2022).
"Dalam jangka panjang, kalau anak-anak ini berhasil sembuh dari gangguan ginjal akut, dan pada masa akut akan mengalami sakit yang berat. Maka bisa berisiko fungsi ginjalnya tidak kembali sempurna," katanya.
Dirinya menilai ginjal dalam tubuh manusia dalam keadaan normal akan bekerja lebih dari 90 mililiter per menit per luas permukaan tubuh, berdasarkan perhitungan tinggi badan dan kreatinin darah.
Namun, jika seorang anak mengalami masa fase akut yang sangat berat dan berhasil sembuh, fungsi ginjalnya tidak akan setara normal lagi.
"Mungkin 60-an atau misalnya 30-an itu kan menjadi Chronic Kidney Disease (CKD), artinya penyakit ginjal kronik, berarti anak-anak itu akan tumbuh besar dengan membawa penyakit ginjal kronik. Jadi, ginjalnya ada kerusakan," jelasnya.
Jika ada kebocoran protein atau sedikit sel darah merah yang keluar melalui urin, juga bisa menyebabkan gangguan ginjal yang akan berlangsung kronik.
"Artinya ada akibat jangka panjang kelainan ginjal pada seumur hidupnya kalau misalnya dia berhasil sembuh," jelasnya.
Dirinya berharap gangguan ginjal akut ini bisa terdeteksi sesegera mungkin dalam waktu kurang dari 12 jam agar segera mendapat pertolongan.
"Jadi, yang kita inginkan adalah gangguan ginjal akut terdeteksi kurang dari 12 jam, seburuk-buruknya kurang dari 24 jam, sehingga bisa mendapat pertolongan segera, sehingga fungsi ginjalnya bisa pulih sempurna mendekati penuh sampai dia usia tua," jelasnya.
Baca Juga: 5 Anime Slice of Life yang Mengajarkan Pentingnya Mensyukuri Kehidupan
Angka kematian kasus gangguan ginjal akut ini cukup tinggi, yaitu di atas 50 persen. Sehingga orang tua perlu sangat waspada, apalagi waktu deteksinya yang sangat singkat.
"Enam jam tidak ada produksi urine langsung pergi ke pelayanan kesehatan terdekat atau IGD untuk memperoleh evaluasi dan tatalaksana," jelasnya.
Produksi urine yang harus diperhatikan adalah enam jam pada siang hari, karena pada malam hari secara natural manusia tidak sering buang air kecil.
Langkah antisipasi yang bisa dilakukan orang tua saat marak kasus gangguan ginjal akut ini perlu mengikuti perkembangan informasi secara cepat, baik dari Kementerian Kesehatan atau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengenai obat yang aman dikonsumsi.
Berita Terkait
-
Alert! Kematian Gagal Ginjal Akut Meroket Tembus 141 Kasus
-
Lima Pasien Anak Gagal Ginjal Akut di Aceh Sembuh
-
Menkes Budi Gunadi Pastikan Fomepizole Gratis untuk Pasien Gangguan Ginjal Akut
-
Kemenkes Didesak Segera Tangani Kasus Gagal Ginjal Akut
-
Asyik Menkes Bakal Bagikan Obat Gagal Ginjal Akut Gratis, Bagaimana Cara Dapatnya?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Kerugian Banjir di Aceh Timur Capai Rp 5,39 Triliun, Ribuan Rumah Rusak
-
1.955 Kantong Darah Didistribusikan ke Wilayah Bencana di Aceh
-
ARTKARO 2025, dari Kegelisahan Lokal Menuju Ekosistem Seni Rupa Nasional
-
Tol Sinaksak-Simpang Panei Dibuka Mulai 16 Desember 2025
-
Bulog Salurkan Bantuan 2.855 Ton Beras untuk Korban Bencana di Sumut