SuaraSumut.id - Netralitas aparatur sipil negara (ASN) di Pemko Medan menjadi sorotan usai video Kabid SMP Dinas Pendidikan (Disdik) Medan, Andy Yudhistira yang mengarahkan dukungan ke salah satu pasangan capres-cawapres bocor.
Cuaca cerah di siang hari yang melanda Kota Medan, terasa kontras dengan suasana di Kantor Persatuan Guru Indonesia (PGRI) Medan yang tampak sepi melompong, Selasa 2 April 2024.
Bangunan permanen berkelir putih yang berada di Jalan Brigjen Katamso Medan, persis di depan Kantor Lurah Sei Mati menjadi saksi bisu adanya gejala kecurangan yang dilakukan ASN jajaran Pemko Medan di Pilpres 2024.
Sedari awal, Wali Kota Medan Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, secara terang-terangan menyatakan dukungan buat pasangan capres-cawapres nomor 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dukungan Bobby terhadap Prabowo-Gibran memunculkan pertanyaan apakah ASN di lingkup Pemko Medan tetap netral atau malah sebaliknya. Kecurigaan yang awalnya hanya 'omon-omon' seketika mewujud, setelah video ketidaknetralan ASN di Medan beredar dan viral di media sosial (Medsos) pada 16 Januari 2024.
Adalah Andy Yudhistira, seorang ASN yang menjabat sebagai Kabid SMP Disdik Medan dalam video beredar memberikan pengarahan terkait politik. Bocornya video dengan durasi 2 menit 15 detik ini menjadi jejak dugaan kecurangan dengan mengarahkan guru di lingkup Pemko Medan untuk berpihak di Pemilu 2024 khususnya pilpres.
Dalam percakapannya, terlihat Andy Yudhistira sedang berkumpul dengan sejumlah kepala sekolah (kepsek) SMP, staff, dan tamu lainnya di dalam ruangan. Ia lalu memberikan pengarahan kepada hadirin dalam ruangan rapay untuk sosok capres-cawapres nomor urut 02 yang menurutnya bagian dari kekuasaan.
"Yang nomor dua dalam kekuasaan, apa kekuasaan? Pak Prabowo itu, adalah Menteri Pertahanan, mas Gibran adalah anak presiden sampai bulan 10 nanti sama pak Wali Kota. Sampai bulan 10 masih Wali Kota, pak Wali Kota," katanya.
Andy yang juga Sekretaris Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Medan menyebut kalau ASN mendukung salah satu capres bukanlah dosa.
"Kalau politik bisa menguntungkan kenapa tidak? Kalau ada dalil dosa, ada atau tidak? Kalau ada kita mundur. Itulah komitmen harus kita pegang," ujarnya.
Berita Terkait
-
ASN Tak Boleh Telat di Hari Pertama Masuk Kerja Usai Lebaran, Wamendagri: Nggak Bisa Santai-santai!
-
Prabowo-Gibran Salat Ied Bareng di Masjid Istiqlal, Polda Metro Jaya Kerahkan 710 Personel
-
Prabowo-Gibran Salat Ied di Istiqlal Besok: Ini Jadwal, Imam, Khatib dan Imbauan Penting
-
Koleksi Tas Clara Wirianda dan Lisa Mariana, Dikabarkan Jadi Simpanan Pejabat
-
Cak Imin Pastikan Guru yang Mengajar di Sekolah Rakyat Berstatus ASN
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Pria Bunuh Pacar dan Kubur Jasadnya di Kebun Sawit Labusel, Cemburu Korban Dijodohkan
-
Pukul Polisi saat Ditangkap, Maling Motor di Medan Diberi "Hadiah Lebaran"
-
Gunungsitoli Diterjang Banjir, Ratusan Jiwa Terdampak dan Puluhan Rumah Terendam
-
Polres Padang Lawas Tes Urine Dadakan di Arus Balik Lebaran 2025, Ini Tujuannya
-
Pemprov Sumut Target Peremajaan Sawit Rakyat 11.000 Hektare, Ini Alasannya