Kronologi Pengungkapan Hilangnya Ribuan Pakaian Dalam di Serdang Bedagai

Adiknya terkejut melihat goni besar di kamar SO. Saat goni dibuka ternyata isinya celana dalam dan BH, kata Kepala Dusun I, Ofyar Azwar.

M Nurhadi
Rabu, 19 Agustus 2020 | 13:35 WIB
Kronologi Pengungkapan Hilangnya Ribuan Pakaian Dalam di Serdang Bedagai
Ilustrasi celana dalam. (Shutterstock)

SuaraSumut.id - Setahun belakangan, warga Dusun I, Desa Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara diresahkan hilangnya ribuan pakaian dalam wanita di wilayah mereka. Tidak hanya ketika dijemur, mereka juga kehilangan pakaian dalam bahkan saat didalam rumah.

Kasus hilangnya ribuan pakaian dalam ini terungkap usai warga mendapati sebuah karung di rumah seorang duda berinisial SO (40) yang berisi ribuan celana dalam dan kutang.

Pengungkapan ini bermula saat adik perempuan SO membersihkan kamar pelaku, Kamis (13/8/2020). Selama ini, pelaku melarang siapapun untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia juga menggembok kamar ketika pergi.

“Adiknya terkejut melihat goni besar di kamar SO. Saat goni dibuka ternyata isinya celana dalam dan BH,” kata Kepala Dusun I, Ofyar Azwar, Rabu (19/8/2020).

Baca Juga:Geger Temuan Mayat Pria Tanpa Baju Berlumuran Darah di Pasar Batuah

Sembari ketakutan, adik pelaku lantas memberitahu warga dan membawa karung goni itu ke luar rumah.

“Kalau modusnya mau dijual, tapi tak mungkin sampai begitu banyak. Apalagi pakaian dalam bekas, bukan baru. Ada yang sudah bolong, digunting di bagian tertentu lalu busanya disusun,” ujarnya, melansir Kabarmedan.com (jaringan Suara.com).

Namun, saat hendak diinterogasi warga alasan dibalik pengumpulan pakaian dalam tersebut, SO sudah terlanjut pergi meninggalkan desa.

Tidak sedikit warga yang menuturkan bahwa pakaian dalam yang ada di dalam karung tersebut adalah milik mereka.

“Saya rasa kelainan seks itu,” kata Ofyar.

Baca Juga:Disebut Mewakili Emak-emak Indonesia, Bu Tejo Jadi Sorotan

Ofyar menyebut, SO adalah seorang duda. Anaknya ikut dengan istrinya usai dia cerai sekitar setahun yang lalu. Sejak bercerai, hidupnya jadi tidak menentu, sering masuk keluar pekerjaan.

Warga mengaku sedikit lega, pasalnya, usai pelaku terungkap dan memilih pergi kini tidak ada lagi yang merasa kehilangan pakaian dalam.

“Sudah setahun ini warga kehilangan pakaian dalamnya. Bisa dibilang pakaian dalam punya satu kampung ini. Jumlahnya ribuan,” katanya.

Azwar juga mengatakan, terkuaknya pencurian pakaian dalam wanita itu bermula dari seorang warga yang mengaku kehilangan pintu besi dan menceritakannya kepada adik SO. Kepala dusun lantas bertanya kepada SO dan memeriksa kamarnya.

So mengakui perbuatannya terkait pencurian kepada Azwar. Tidak hanya pintu besi, SO juga mencuri tabung gas milik warga.

“Tak ada yang menyangka ada kasus seperti ini di kampung ini, kolor ijo,” katanya.

Peristiwa pencurian gas dan sebagainya sebenarnya tidak dipermasalahkan lantaran korban memaafkan pelaku dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Namun, terbukanya kasus pencurian pakaian dalam ini membuat warga geram, ditambah algi, situasi ekonomi yang semakin sulit di masa pandemi membuat mereka kehabisan kesabaran.

“SO akhirnya pergi meninggalkan kampung karena malu. Bukan hanya dia yang malu, tapi keluarganya juga malu,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini