Demi Persiapan Kirab HUT ke-77 RI, Pemprov DKI Tutup Kawasan Monas Mulai 16 Agustus
"Tanggal 16 Agustus 2022 kawasan dan tugu Monas akan ditutup untuk umum demi kelancaran kegiatan kirab bendera," ujar Isa.
Farah Nabilla | Nur Afitria Cika Handayani Sabtu, 12 Desember 2020 | 12:30 WIB
SuaraSumut.id - Seorang anggota DPR RI Komisi III menjadi bahan tertawaan dan perdebatan keluarga korban laskar FPI yang tertembak di Tol Cikampek Km 50.
Seorang anggota DPR itu mengajukan pertanyaan yang membuat pihak keluarga korban bingung dan menimbulkan teguran.
Peristiwa itu terjadi kala Komisi III DPR RI menggelar rapat dengar bersama keluarga korban laskar FPI.
Dalam rapat tersebut, salah satu anggota DPR menyampaikan duka mendalam dan mendoakan enam korban penembakan itu.
Baca Juga: 6 Laskar FPI Disebut Mati Syahid, Ferdinand: Haikal Enggak Pengin Nyusul?
Selanjutnya, dia melemparkan sebuah pertanyaan yang membuat rapat menjadi bersitegang. Dia bertanya kepada keluarga korban.
"Saya ingin tanyakan,sepengetahuan dari keluarga korban, kepada kakak atau pamannya ini, apakah ada misalnya, memang semangat sedemikian rupa –mohon izin– karena saya akan habis-habisan bertarung atau seperti itu,juga pertanyaan saya apakah ada pernah mengetahui berapa lama mereka menjadi pengawal HRS, apakah mereka dilatih khusus untuk itu, ini perlu kejelasan, sehingga clear," ujar anggota Komisi III itu, seperti dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Jumat (11/12/2020).
Mendengar pertanyaan itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaidi Mahesa langsung menegur anggota DPR itu.
Menurut Desmond, pertanyaan itu tidak netral dan membuat keluarga korban bingung.
"Ada dua pertanyaan, pertarungan habis-habisan ini apa maksudnya bagi keluarga korban bingung nih?" tanya Desmond.
Baca Juga: Laskar Rizieq Dibunuh, Cak Nun: FPI Diperintahkan Allah untuk Perang
Anggota DPR yang bertanya langsung menjawab bahwa biasanya ada semangat seperti itu. Desmond mendesak dengan pertanyaan lagi.