SuaraSumut.id - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut memastikan tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi di Sumatera Utara. Saat ini, penyerapan pupuk bersubsidi sudah sampai 30 persen.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Jhoni Akim Purba, Selasa (11/5/2021).
"Tidak langka, kalau terjadi di lapangan mungkin kiosnya belum nebus, distributornya belum nebus, atau petani belum menyerahkan RDKK (Rancangan Definitif Kebutuhan Kelompok)-nya, itu aja," katanya.
Distribusi pupuk bersubsidi di wilayah Sumut, kata Jhoni, berjalan lancar dan manfaatnya telah dirasakan oleh para petani. Hal ini dikarenakan pupuk bersubsidi sangat membantu peningkatan produksi tanaman mereka.
Baca Juga:Zakat Fitrah 2021: Niat, Besaran, dan Cara Pembayaran Zakat Fitrah
"Pupuk bersubsidi memberikan dampak peran penting bagi para petani, khususnya yang tidak mampu. Dampaknya meningkatkan produksi dan produktivitas, membantu masyarakat yang mampu, yang jelas pupuk bersubsidi kan membantu orang yang tidak mampu," jelasnya
"Secara tatanan sudah baik, yang menjadi kelemahan adalah kan itu sistemnya e-RDKK. Di lapangan sering tidak ada sinyal ketika mau upload, itu aja persoalannya," ujarnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, Dahler Lubis menjelaskan, alokasi urea pada tahun 2021 mencapai 154.916 ton atau naik dari tahun lalu yang hanya mencapai 148.426 ton.
Begitu juga untuk pupuk SP-36 yang tahun ini dialokasikan sebanyak 38.907 ton dari yang sebelumnya berkisar 36.932 ton serta pupuk organik yang mencapai 19.918 ton dibanding tahun lalu hanya sekitar 19.638 ton.
Dahler menambahkan, alokasi pupuk NPK sama seperti tahun lalu, yakni 114.112 ton. Sementara itu, alokasi pupuk ZA mengalami penurunan dari tahun lalu yang mencapai 37.555 ton menjadi 34.008 ton pada 2021.
Baca Juga:Momen Ibu dan Anak Nangis Ditinggal Mudik Baby Sitter, Kisahnya Bikin Haru
Kontributor: Budi Warsito