Perampok di Jalanan Medan Ternyata Residivis Pembunuhan, Bebas Berkat Asimilasi Covid-19

pelaku yang sudah tiga kali keluar masuk penjara semakin nekat menjalankan aksinya.

Suhardiman
Rabu, 02 Juni 2021 | 18:46 WIB
Perampok di Jalanan Medan Ternyata Residivis Pembunuhan, Bebas Berkat Asimilasi Covid-19
Direktur Reskrimum Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja memberikan keterangan pers kasus perampokan jalanan di Medan. [Suara.com/M.Aribowo]

SuaraSumut.id - Perampok bengis yang beraksi di jalanan Kota Medan ternyata residivis pembunuhan yang baru saja menghirup udara bebas pada 2020 silam.  Tersangka berinisial ALT (40) warga Kelurahan Helvetia, Medan.

Begitu bebas bukannya tobat, ALT malah beraksi melakukan perampokan dengan modus mengintai korban di persimpangan lampu merah.

Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, pelaku yang sudah tiga kali keluar masuk penjara semakin nekat menjalankan aksinya.

"Dia residivis, perbuatannya sudah berulang, baru keluar kasus 338, membunuh abang kandungnya sendiri, asimilasi 2020 karena Covid-19," katanya Tatan, Rabu (2/6/2021).

Baca Juga:Jerman Umumkan Skuad untuk Euro 2020, Lini Depan Jadi Sorotan

Ia mengatakan, dalam penangkapan terhadap pelaku yang merupakan pecandu narkoba jenis sabu-sabu ini, polisi memberikan tindakan tegas terukur dengan menembak kedua kakinya.

Selain membeku pelaku utama perampokan, kata Tatan, petugas juga mengamankan enam penadah lainnya, yaitu NS (31), MN (47), MF (51), MS (35) dan PM (40).

"Keenamnya merupakan penadah jaringan Medan-Binjai dan Aceh. Seluruhnya sudah diamankan kemudian barang bukti dari TKP dan dari Aceh juga sudah disita," kata Tatan.

"Kenapa bisa banyak penadahnya? Jadi berantai rekan-rekan. jJdi pada saat pelaku melakukan pencurian dengan kekerasan kemudian yang bersangkutan menjual kepada penadah yang pertama berlanjut sampai ke Aceh, dan seluruh penadah menikmati hasil kejahatan tersebut," sambungnya.

Tatan menjelaskan, pelaku sudah mengintai korbannya sejak Rabu (26/5/2021) sekitar pukul 03.00 WIB. Polisi memeriksa 25 kamera pengintai yang terpasang di sekitar lokasi.

Baca Juga:Dihujam Ledakan Lagi, Warga Geruduk proyek Kereta Cepat Indonesia-China

"Pelaku sudah ada di lokasi tiga sampai empat jam, mondar-mandir dari persimpangan ada rumah sakit paru. Kemudian sempat jalan menyebrang lampu merah sempat membeli air mineral gelas, sempat mutar kembali dan menyebrang kembali," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini