SuaraSumut.id - Tersangka penyiram air keras mengaku geram dengan tindak tanduk korban bernama terhadap Persada Sembiring (25), yang terus mengancam lewat berita mengenai keberadaan lokasi game tembak ikan.
Padahal setiap bulan korban meraup Rp 4 juta agar tidak memberitakan keberadaan lokasi judi game tembak ikan tersebut.
"Semuanya berawal dari pengancaman berita dari korban, setelah beberapa bulan dia itu dikasih terus," kata otak pelaku yang merupakan pengelola game berinisial SS (41), Senin (2/8/2021).
Ia mengaku, beberapa bulan 'jatah' yang diberikan kepada korban lancar. Namun, memasuki Juli 2021 jatah bulanan korban belum diberikan karena diduga sepi akibat terdampak PPKM. Meski begitu, korban terus memaksa meminta sampai mengancam akan diberitakan.
Baca Juga:Daerah Lain Mulai Kehabisan, Wagub DKI: Alhamdulillah, Stok Vaksin di Jakarta Aman
"Setelah diberikan atensi (perhatian) pun tidak jaminan, berita tetap naik juga. Dengan alasan itu kami melakukan (penyiraman air keras), sekian," katanya.
Dihubungi terpisah, Kassubag Humas Rumah Sakit Adam Malik Rosario Simanjuntak, menjelaskan kondisi korban berangsur membaik. Rosario mengatakan mata korban mengalami peradangan akibat terkena cairan air keras, namun masih bisa melihat.
"Matanya memang ada peradangan akibat terkena cairan air keras itu, tapi ketajaman mata dalam melihat itu masih dalam batas normal. Pasien masih ditangani dokter spesialis bedah plastik dan dokter spesialis mata," katanya.
Diberitakan, awalnya korban mendatangi kawasan Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Kota Medan, Minggu (25/7/2021) malam, untuk menjumpai seseorang.
Petaka pun terjadi. tersangka datang dan seketika menyiramkan air keras ke korban. Air keras mengenai wajah korban. Persada pun kesakitan menahan pedih tak tertahankan.
Baca Juga:Rebut Emas Olimpaide Tokyo, Greysia/Apriyani Ungkap Kunci Kemenangan
Petugas yang mendapat laporan melakukan penyelidikan dan menangkap lima orang berinisial SS (41), HST (36), IIB (39), UA, dan N. Kelimanya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka dipersangkakan dengan Pasal 355 ayat 1 Subs Pasal 353 ayat 2 Subs Pasal 351 ayat 2 KUHPidana. Ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Kontributor : M. Aribowo