Terkait TPA Regional di Telun Kenas, Husni menjelaskan, Pemkot Medan saat ini terus mendorong kerja sama dan kolaborasi dengan Pemkab Deli Serdang serta Pemprov Sumut agar TPA Regional dapat segera dioperasionalkan.
Saat ini masih dipersiapkan sejumlah tahapan yang menyangkut kelembagaan dan pembiayaan, termasuk dengan pihak pengelola nantinya. Husni juga menyampaikan pengelolaan sampah menggunakan bio teknologi di TPA Terjun telah menunjukkan hasil signifikan.
Gunungan sampah mulai berkurang, bahkan bau tidak sedap yang keluar dari tumpukan sampah mulai berkurang. Gunungan sampah pertama sudah hilang dan kini memasuki gunungan sampah kedua beserta tapak-tapaknya.
Husni menambahkan, predikat kota terjorok itu karena penilaian Adipura tahun 2019 kondisi TPA berbobot 60 persen. Sedangkan saat ini penilaian dilakukan berdasarkan Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Jakstrada). Dalam Jakstrada ada 30 persen pengelolaan sampah dilakukan di hulu, sedangkan 70 persen lagi dihilir.
Baca Juga:Bikin Fans Kagum, 5 Idol Pria ini Dijuluki All-Rounder
"Konsep pengelolaan sampah di Kota Medan saat ini dibuat menjadi tata kelola hulu dan hilir. Jika jakstrada bagus, maka kita telah memenuhi ambang batas penilaian. Sebab, pengelolaan sampah yang kita lakukan di hulu telah menghilangkan 20-30% sampah dengan melibatkan pembrdayaan dan partisipasi masyarakat dan lembaga ekonomi yang ada di wilayah. Sedangkan pengelolaan sampah di hilir, kita menggunakan sistem bioteknologi. Penanggulangan sampah tidak bisa dilakuikan secara parsial, harus hilistick," katanya.
Apresiasi tinggi disampaikan dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU Arief Marizki Purba atas langkah dan upaya yang dilakukan Bobby dalam pengelolaan sampah di Kota Medan.
Arief menilai, apa yang dilakukan Bobby Nasution merupakan sebuah terobosan, mengingat permasalahan sampah dari dulu belum dapat terselesaikan.
"Pengadaan lahan sebagai TPA Regional di Telun Kenas sebelum dipilih pastilah sudah melalui proses kajian dahulu, misalnya terkait AMDAL nya juga sudah dipikirkan. Jadi, saya yakin, Pak Wali juga sudah membentuk tim untuk menjalankannya, mengingat hal ini sangat dibutuhkan Kota Medan dalam pengelolaan sampah," ungkap Arief.
Selanjutnya, pelimpahan kewenangan kecamatan dalam penanganan sampah juga dinilai sangat baik. Arief pun mencontohkan lokasi sekitar tempat tinggalnya yang kini sudah lebih bersih dan rapi, karena rutinitas petugas kebersihan kecamatan untuk membersihkan dan mengangkut sampah.
Baca Juga:PANAS! Sarekat Islam Sebut PKI Atheis usai Dituduh Maling Uang Rakyat
"Ini sangat baik sekali. Analisis dan pelaksanaannya, juga sangat baik," ungkapnya.
Terkait pemilihan bio teknologi yang tempo hari dilaunching Bobby Nasution, jadi pilihan yang baik dan sudah benar. Sebab, sampah yang ada juga dapat dipilah menjadi sesuatu yang menghasilkan dan bermanfaat. Karena, sebagai kota metropolitan, lanjut Arief, persoalan sampah memang sudah seharusnya diorganisir dengan baik.
"Hal ini mewujudkan bahwa komunikasi yang terjalin di internal lingkungan Pemko Medan sangat baik. Artinya, pesan yang disampaikan Pak Wali kepada jajarannya dipahami dengan baik," tambahnya.
Melihat upaya dan kebijakan yang dilakukan, Arief pun optimis Bobby Nasution mampu membawa Kota Medan keluar dari predikat kota terjorok.
"Dengan berbagai hal yang dilakukan Pak Wali beserta jajaran, yang sudah satu visi dalam penanganan sampah, pasti memberikan hasil yang baik. Bahkan, agar persoalan sampah ini dapat teratasi bisa dilakukan dengan menerapkan jam operasional pembuangan sampah di waktu-waktu tertentu seperti yang dilakukan di negara Eropa. Target Adipura untuk Kota Medan harus diraih," tukasnya.