SuaraSumut.id - Harga minyak goreng terus melonjak akibat naiknya harga bahan baku, seperti minyak sawit mentah/crude.palm.oil (CPO).
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara berupaya mengendalikan harga minyak goreng. Salah satunya dengan menjajaki kerjasama antara BUMD PT Perkebunan Sumatera Utara dengan PT KIM.
Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Sumut, Soekowardojo mengatakan, harga minyak goreng di Sumatera Utara, paling murah Rp 19.000 per liter dari biasanya Rp 15.000 per liter.
"Pengendalian harga minyak goreng memang harus dilakukan agar inflasi bisa ditekan," katanya melansir Antara, Rabu (27/10/2021).
Baca Juga:Indonesia Siapkan Masa Transisi dari Pandemi Menuju Endemi
Apalagi, kata Soekowardojo, hanya harga minyak goreng yang tren menguat saat ini di tengah masih relatif stabilnya harga komoditas pangan strategis lainnya di Sumut. Misalnya, harga beras stabil di kisaran Rp 9.000 hingga Rp10.000 per kilogram.
"Stok beras yang memadai di gudang BULOG Sumut menjadi salah satu pengendali harga bahan pangan utama itu," katanya.
Pimpinan Wilayah Bulog Sumut Arif Mandu mengatakan, pihaknya berupaya memperbanyak penjualan minyak goreng guna memastikan ketersediaannya di pasar, sehingga lonjakan harganya bisa dikendalikan.
"Tapi belum bisa OP (operasi pasar) karena stok minyak goreng Bulog Sumut juga terbatas,"katanya.
Stok yang terbatas lantaran pihaknya beberapa bulan terakhir berupaya mandiri dalam pengadaan stok atau tidak tergantung dengan pasokan dari Bulog pusat.
Baca Juga:Prediksi PSS Sleman vs Bali United di BRI Liga 1 2021/2022
"Saat ini ada 382 liter stok minyak goreng yang berada di gudang pusat penjualan Bulog Sumut," katanya.
Harga jual minyak goreng Bulog Rp 15.100 per liter atau di bawah harga pasar yang sedang terjadi yakni bisa mencapai Rp 19.000 per liter.