SuaraSumut.id - Polisi sudah menetapkan seorang dokter G sebagai tersangka kasus suntikkan vaksin kosong ke anak SD di Medan.
Namun demikian, polisi tidak menahan tersangka. Polisi beralasan ancaman hukuman yang menjeratnya di bawah lima tahun.
Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja menambahkan, dokter G dinekakan Pasal 14 ayat 1 dan atau ayat 2 tentang wabah penyakit menular dengan ancaman hukuman kurungan dibawah 5 tahun.
"Masih dalam pendalaman (penambahan tersangka). Modus masih didalami. Pasalnya inikan unsur kesengajaan dan kelalaian kita gabungkan. Kemudian terkait Undang Undang inikan wabah penyakit menular," katanya, Sabtu (29/1/2022).
Baca Juga:Penghuni Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Dibatasi Beribadah
Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak mengatakan, pihaknya akan mengungkap tidak hanya motifnya saja, tapi juga sejauh mana yang dilakukan yang bersangkutan.
"Kita kejar tidak hanya motif, tapi apa yang dilakukannya, sejauh mana yang dilakukan dengan sepengetahuannya dan profesinya," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap anak itu, kata Panca, tidak ditemukan adanya vaksin Covid-19. Pihaknya masih mendalami hal ini apakah karena kesengajaan atau kelalaian.
"Hasilnya kita sudah dapatkan teman-teman. Dugaan kita memang tidak ditemukan vaksin di dalam tubuh si anak setelah disuntikkan. Kita masih mendalami apakah ini ada unsur kesengajaan atau kelalaian," tukasnya.
Baca Juga:Update COVID-19 Jakarta 29 Januari: Positif 5.765, Sembuh 1.777, Meninggal 10