Viral Fenomena Pusaran Angin Terjadi di Danau Toba, Begini Penjelasan BMKG

Tarikan pusaran angin membuat air danau tampak seperti tersedot naik ke atas langit.

Suhardiman
Minggu, 10 April 2022 | 14:31 WIB
Viral Fenomena Pusaran Angin Terjadi di Danau Toba, Begini Penjelasan BMKG
Tangkapan layar fenomena pusaran angin di Danau Toba, Sumatera Utara. [Ist]

SuaraSumut.id - Sebuah video yang menunjukkan fenomena alam pusaran angin di perairan Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut) viral. Fenomena itu direkam dengan menggunakan ponsel oleh warga. Dalam video terlihat pusaran angin seperti tornado.

Angin berpusar berbentuk spiral, disertai turunnya gumpalan awan berbentuk corong hingga menyentuh bagian dasar air danau. Tarikan pusaran angin membuat air danau tampak seperti tersedot naik ke atas langit.

"Fenomena pusaran angin terlihat di Danau Toba. Menurut pengirim video rekaman dari Desa Simanindo Samosir pada hari ini pukul 17.45 WIB," tulis narasi dalam unggahan Instagram @medantalk, dilihat Minggu (10/4/2022).

Penjelasan BMKG

Baca Juga:Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Bali Gelar Pesantren Kilat dan Buka Puasa Bersama

Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Eridawati mengatakan, fenomena alam pusaran angin di Danau Toba, disebut sebagai waterspout.

"Secara ilmu itu disebut waterspout. Merupakan fenomena alam yang identik dengan puting beliung, tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas," katanya.

Ia mengatakan, penyebab fenomena itu terbentuk dari sistem awan cumulonimbus. Namun demikian, tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan waterspout.

"Terbentuknya waterspout oleh awan cumulonimbus tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Keberadaan awan cumulonimbus juga dapat mengindikasi adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat petir dan angin kencang," jelasnya.

Adapun ciri-ciri fenomena waterspout, yaitu kejadiannya bersifat lokal, terjadi dalam periode waktu yang singkat, umumnya sekitar kurang lebih 10 menit. Kemudian, lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.

Baca Juga:Jelang Final Piala AFF Futsal 2022, Media Thailand Soroti Muhammad Albagir yang Tampil Impresif

"Hanya muncul dari sistem awan cumulonimbus, tetapi tidak semua awan cumulonimbus dapat menimbulkan fenomena waterspout," katanya.

Dirinya mengatakan, kemungkinan kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu yang dekat. Berdasarkan citra satelit Himawari 8 EH pada 9 April, pertumbuhan awan mulai terjadi sekitar pukul 13.00 WIB dan berakhir sekira pukul 22.00 WIB di sekitar Danau Toba.

"Puncak pertumbuhan awan di Danau Toba terjadi sekitar pukul 17.40 WIB dengan nilai suhu puncak awan mencapai diatas -80 derajat celcius," katanya.

"Artinya bahwa kandungan uap air dalam awan cukup banyak sehingga pertumbuhan awan cukup berpotensi terjadi yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah danau toba dan sekitarnya," katanya.

Analisis BMKG untuk beberapa hari ke depan, kata Eridawati, Danau Toba dan sekitarnya diperkirakaan masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang dan badai petir pada sore hingga malam hari.

"Karena cuaca bersifat dinamis atau berubah-ubah. Jadi perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrim," tandasnya.

Kontributor : M. Aribowo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini