SuaraSumut.id - Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Sumatera Utara (Sumut) berlangsung lebih meriah, bila dibandingkan dua tahun sebelumnya. Pada tahun ini, tidak ada penyekatan bagi masyarakat yang hendak mudik atau sekadar bersilaturahmi ke rumah kerabat. Hal ini berdampak terhadap perekonomian Sumut.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengaku, perputaran uang selama Idul Fitri ditaksir mencapai Rp 5 triliun. Hal ini mengacu kepada jumlah penduduk Sumut yang beragama Islam sekitar 10 juta jiwa. Di mana mereka semua merayakan Idul Fitri.
"Jika pengeluaran rata-rata selama perayaan Idul Fitri berkisar Rp 300 hingga Rp 500 ribu per orang, maka akan ada sekitar uang Rp 5 triliun yang dibelanjakan," katanya, Jumat (6/5/2022).
Benjamin mengatakan, uang itu bisa mengalir ke banyak sektor usaha, seperti pariwisata, makan dan minuman, transportasi, dan masih banyak lagi tentunya.
Baca Juga:H+3 Lebaran, Belum Ada Lonjakan Pemudik yang Kembali ke Jakarta Melalui Terminal Pulo Gebang
"Jumlah tersebut belum mempertimbangkan warga non muslim di Sumut yang memanfaatkan liburan panjang tahun ini untuk berwisata. Artinya masih akan ada lebih banyak lagi kantong-kantong uang yang siap dibelanjakan di Sumut," terangnya.
Benjamin mengatakan, distribusi kekayaan juga akan mengalir ke wilayah-wilayah atau daerah yang ada di luar pusat bisnis seperti Medan.
Indikasi ini terlihat dari mobilitas warga di sejumlah wilayah di luar medan yang mengalami peningkatan tajam selama Idul Fitri.
"Kepadatan pengendara ditambah kemacetan yang tidak biasa di sejumlah titik keramaian di luar kota medan menjadi indikasi kuat bahwa ekonomi di luar wilayah Medan turut bergeliat," ucapnya.
Namun demikian, kata Benjamin, Idul Fitri tahun ini belum didukung sepenuhnya oleh pemulihan ekonomi masyarakat. Ditambah lagi ada lompatan laju tekanan inflasi Sumut belakangan ini.
Baca Juga:3 Rekomendasi Ikan Hias Kecil Memperindah Akuarium, Harganya Terjangkau!
"Meskipun menjelang Idul Fitri harga sempat anjlok, namun saya yakin hal tersebut hanya berlangsung sesaat," tandasnya.
Kontributor : M. Aribowo